pilkada2020

Kampanye Pilkada untuk Tekan Covid-19

PEMERINTAH berharap perhelatan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak 2020 justru bisa menjadi ajang untuk menekan pandemi covid-19. Pasalnya, para calon kepala daerah harus bisa menunjukkan kualitas mereka dalam mengendalikan masyarakat agar menaati protokol kesehatan.“Setiap calon harus mampu meyakinkan pendukung untuk menaati protokol kesehatan,” kata Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat memberikan sambutan dalam rapat koordinasi persiapan pilkada bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Satpol PP yang ditayangkan secara daring, kemarin.Pilkada 2020 digelar di 270 wilayah di Indonesia yang meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Menurut rencana, KPU akan menggelar verifi kasi persyaratan pencalonan dan syarat calon, termasuk tes kesehatan bagi bakal pasangan calon (paslon) hingga 22 September 2020. Penetapan paslon bakal digelar 23 September.Lebih lanjut Tito menegaskan masa pendaftaran bakal paslon Pilkada 2020 pada 4-6 September ini merupakan pertaruhan bagi pemerintah daerah dan penyelenggara pilkada. Apabila proses pendaftaran berlangsung lancar dan taat protokol kesehatan, publik akan percaya pilkada di tengah pandemi bisa berlangsung aman dan bebas penularan virus.“Kalau ini bisa berlangsung dengan baik sesuai dengan protokol covid-19, ini akan menjadi modal penting,” ujarnya.Namun, ungkap Tito, apabila pengelolaan pendaftaran bakal paslon kurang baik, itu akan membangun pesimisme di mata masyarakat. Oleh sebab itu, Tito meminta seluruh pemda dan penyelenggara pilkada di 270 daerah mewaspadai perkembangan kondisi di wilayah masing-masing.Tito menambahkan, hal terpenting dalam penerapan protokol kesehatan itu ialah konsistensi penegakan aturan oleh para pemimpin di daerah. Pihaknya sudah menegur kepala daerah petahana yang melanggar protokol kesehatan dengan pengumpulan massa. “Memang agak sulit kita menegur yang belum menjadi kepala daerah. Tapi tetap harus kita ingatkan,” jelasnya.Ketua Bawaslu RI Abhan mengingatkan para calon kepala daerah yang melanggar protokol kesehatan saat kampanye bisa dikenai pidana. Walaupun demikian, tambahnya, untuk menerapkan hukuman tersebut, Bawaslu terlebih dulu memberikan peringatan terhadap para calon yang melanggar.“Setidaknya ada empat pasal dalam peraturan perundang-undangan yang bisa digunakan untuk menindak pelanggar protokol kesehatan di pilkada seperti beberapa pasal di KUHP dan UU Karantina Kesehatan,” ujarnya.Uji coba ketigaSeiring dengan terus bergulirnya tahapan pilkada, KPU menyiapkan uji coba tahap tiga sistem rekapitulasi elektronik (Rekap-E) suara yang akan digelar pada Selasa (8/9)-Rabu (9/9).Uji coba lanjutan itu melibatkan petugas panitia pemilihan kecamatan (PPK), panitia pemungutan suara (PPS), dan orang-orang yang berpotensi menjadi kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).“Uji coba pertama-kedua kan di Kantor KPU, pegawai KPU yang (memerankan) jadi KPPS. Untuk uji coba ketiga ini kita langsung ke lapangan,” kata komisioner KPU RI Evi Novida Ginting Manik pada kesempatan terpisah, kemarin.Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam uji coba, menurut Evi, masih melingkupi soal sistem yang belum optimal yang terlihat pada uji coba tahap dua. Di samping itu, penguatan pemahaman penyelenggara pemungutan suara di tingkat bawah terhadap cara Rekap-E.Aplikasi Rekap-E dipergunakan untuk membaca dan mengonversi data rekapitulasi suara dari bentuk fisik, yakni formulir C1 plano, menjadi data elektronik. https://mediaindonesia.com/read/detail/342397-kampanye-pilkada-untuk-tekan-covid-19

Kampanye Pilkada untuk Tekan Covid-19 Read More »

Masyarakat Mendukung Mewujudkan Pilkada 2020 yang Demokratis, Aman, dan Damai

Pilkada 2020 harus dimaknai secara positif sebagai alat seleksi kepemimpinan daerah yang tidak dicederai oleh konflik horizontal. Hal tersebut dapat terwujud apabila masyarakat berperan aktif mendukung Pilkada 2020 aman, damai, demokratis, dan bebas hoax. Nilai kepancasilaan dan kebhinekaan harus selalu dikedepankan agar perbedaan pandangan politik tidak menimbulkan kanalisasi di tengah masyarakat.Demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat harus menjadi acuan utama penyelenggaraan Pilkada 2020. Tindakan serta perbuatan yang dilakukan oleh setiap elemen kepentingan harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara. Mengawal suksesi Pilkada 2020 agar berjalan sesuai koridor yang berlaku merupakan tanggung jawab penuh seluruh elemen bangsa. Jangan sampai terpecah belah oleh provokator yang tidak menginginkan kemajuan bangsa melalui pembangunan nasional berkesinambungan.Hoax telah menjadi racun berbahaya bago perkembangan demokrasi Indonesia. Hampir setiap peristiwa politik selalu diliputi oleh hoax yang memecah belah persatuan. Permusuhan dan kanalisasi antar kelompok masyarakat pun sulit dihindarkan. Oleh karena itu, masyarakat harus saling bergandengan tangan untuk melawan setiap berita bohong yang beredar di lingkungannya masing-masing.Tidak dapat dipungkiri bahwa berita hoax masih menjadi momok menakutkan dalam peristiwa politik di negeri ini. Provokator pemecah belah persatuan bangsa tidak henti-hentinya menyabarkan berita bohong agar masyarakat terpecah belah. Tingkat kewaspadaan publik harus ditingkatkan pada momentum Pilkada 2020 ini karena provokator tersebut ditengarai selalu memanfaatkan riuhnya pesta demokrasi untuk melancarkan misi jahatnya.Guna mengantisipasi hal tersebut, masyarakat dapat melakukan konfirmasi atas setiap informasi yang diterima. Literasi media sangatlah penting agar tidak terjerumus oleh informasi yang menyesatkan. Media terverifikasi dapat dijadikan sebagai instrumen untuk crosscheck terhadap setiap isu yang beredar. Terutama terhadap berita yang hiperbola dan cenderung tidak logis. Prinsip “Saring Sebelum Sharing” juga harus dipegang teguh agar tidak menimbulkan polemik yang menjadi bola panas di masyarakat.Pilkada 2020 tidak hanya merupakan momentum regenerasi kepemimpinan daerah. Namun juga sebagai wujud partisipasi langsung politik masyarakat dalam pembangunan nasional, khususnya di daerah masing-masing. Bagaimana ke depannya bangsa ini, setidaknya besar pengaruhnya dari wujud partisipasi politik masyarakat melalui Pilkada 2020. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka seyogyanya publik menjadi duta suksesi Pilkada 2020 yang aman, damai, demokratis, dan bebas hoax menuju pembangunan nasional yang berkesinambungan. https://www.suaradewata.com/read/202008190007/masyarakat-mendukung-mewujudkan-pilkada-2020-yang-demokratis-aman-dan-damai.html

Masyarakat Mendukung Mewujudkan Pilkada 2020 yang Demokratis, Aman, dan Damai Read More »

Pilkada Sehat Harus Terapkan Protokol Kesehatan Secara Ketat

Penyelenggaraan pilkada serentak 2020 di 270 daerah pada 9 Desember mendatang harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat agar tidak menimbulkan penularan Covid-19.Salah satu inisiator Gerakan Masyarakat Sipil untuk Pilkada Sehat, Aditya Perdana, dalam peluncuran Pilkada Sehat di Jakarta akhir pekan ini, menyampaikan, Pilkada harus berjalan demi keberlanjutan kepemimpinan dan demokrasi.”Pilkada ini ialah sarana regenerasi kepemimpinan politik di daerah yang kita harus tetap perhatikan bahwa kepemimpinan politik tetap berjalan dalam kondisi pandemi seperti ini,” ujarnya.Keputusan digelarnya Pilkada saat pendemi Covid-19 memang menuai pro-kontra. Terdapat pihak yang mendukung maupun yang meminta agar hajatan demokrasi ini ditunda hingga meredanya pandemi.Pro-konta terus bergulir. Namun Indonesia bukan satu-satunya negara yang menyelenggarakan pilkada di saat pandemi Covid-19. Sejumlah negara pun di antaranya Jerman, Prancis, dan Korea Selatan juga menghelat Pilkada.Adapun tujuan dari terlaksananya pilkada ialah menjaga iklim demokrasi agar tetap berjalan dan juga menstabilitas politik. Negara harus memenuhi hak memilih yang dimiliki rakyat.”Dalam konteks hak politik dalam negara demokrtis, maka tentu hak politik dalam memilih itu sebuah hak yang harus dipenuhi oleh negara yang merupakan satu kewajiban yang harus dilakukan,” kata Aditya.Menurutnya, di negara-negara demokratis, pemilu bisanya tetap digelar, baik itu saat terjadi bencana atau tidak. Hampir 70 negara, saat ini juga mengalami konteks yang sama terkait pilkada atau pemilu ini.Masyarakat Sipil untuk Pilkada Sehat yang diinisiasi inisiator lainnya, di antaranya Ray Rangkuti dari LIMA, Alwan Ola Riantoby (JPRR), Jeirry Sumampow (Tepi Indonesi), Augus Mellaz (SPD), Arif Susanto (Exposit Strategic), dan Lucius Karus (FORMAPPI), menyampaikan bahwa pilkada sehat adalah menyelenggarakan pilkada demokratis, mempraktikan disiplin protokol kesehatan secara ketat, dan menggerakan aktivitas sosial ekonomi masyarakat saat pandemi. https://www.gatra.com/detail/news/487599/politik/pilkada-sehat-harus-terapkan-protokol-kesehatan-secara-ketat

Pilkada Sehat Harus Terapkan Protokol Kesehatan Secara Ketat Read More »

Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, Waspada Politik Uang

Kondisi ekonomi hampir semua lapisan masyarakat melemah ketika massa pandemik covid-19. Sementara pilkada serentak 9 Desember diprediksi akan berlangsung di tengah mewabahnya virus corona.Simon Manorek pengamat sosial kemasyarakatan Minahasa Selatan (Minsel) dalam diskusi webinar bersama Tribun Manado baru-baru ini mengatakan ada kecerundungan politik uang semakin meningkat jelang pesta demokrasi nanti.Masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi akibt pandemik ini bisa tergiur dengan iming-iming uang maupun materi dari para calon.”Karena itu kita patur waspada politik uang saat pandemik covid-19 masih berlangsung,” ujarnya.Menjadi tugas utama Bawaslu untuk mengawasi sampai menindak praktik-praktik politik uang jika terjadi. Di juga meminta supaya masyarakat cerdas dan tak tergiur dengan yang namanya money politic.”Saya mengajak juga kepada para calon untuk mewujudkan pilkada yang bermartarbat dan berintegritas.Jadikan pemilu adalah ajang mengadu gagasan dan ide bagi kemajuan masyarakat dan bukan adu finansial (politik uang),” pungkas dia. https://manado.tribunnews.com/2020/08/18/pilkada-di-tengah-pandemi-covid-19-waspada-politik-uang

Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, Waspada Politik Uang Read More »

ASN Harus Netral Dalam Pilkada 2020

Jakarta- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berjumlah 4,2 juta jiwa untuk senantiasa menjunjung tinggi kehormatan profesi dengan menjaga netralitas dalam Pilkada Serentak 2020 yang akan diselenggarakan di 270 daerah (9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota).Meskipun dari aspek legalitas, netralitas ASN telah diatur UU No.5/2014 tentang ASN, UU No. 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan, PP No. 37/2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Parpol, dan PP No. 53/2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang melarang ASN berpolitik. Namun, masih saja ditemukan kasus keterlibatan ASN dalam aktivitas politik.”Dalam konsepsi negara demokratis, netralitas ASN adalah salah satu prasyarat mutlak mewujudkan tata kelola pemerintahan baik dan bersih. Apalagi ASN adalah abdi negara yang tugas pokok utamanya adalah melayani masyarakat. Hal ini dimaknai bahwa netralitas ASN berkaitan erat dengan kepentingan dan hajat hidup orang banyak,” ujar Bamsoet dalam kampanye virtual Gerakan Nasional Netralitas ASN, dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Rabu (26/7/20).Turut hadir secara virtual antara lain Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Prof. Agus Pramusinto, Wakil Ketua KASN Tasdik Kinanto, Komisioner KASN Dr. Arie Budiman, Ketua Bawaslu Abhan, dan Pelaksana Tugas Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Teguh Widjinarko.Mantan Ketua DPR RI ini memaparkan, merujuk data Badan Kepegawaian Negara (BKN), pada periode Januari 2018 – Juni 2019, sebanyak 991 ASN dinyatakan terlibat dalam kasus pelanggaran netralitas ASN. Sedangkan catatan BAWASLU, menjelang penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020, ditemukan indikasi 427 kasus ketidaknetralan ASN. KASN juga mengindikasikan pada periode Januari – Juni 2020, dari 369 kasus pelanggaran netralitas ASN, 27 persen diantaranya dilakukan melalui kampanye di media sosial.”Ketidaknetralan ASN tidak hanya berpengaruh pada optimalisasi tugas pelayanan publik, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi negatif. Diantaranya polarisasi ASN ke dalam kutub-kutub kepentingan politik praktis, yang dapat memicu timbulnya benturan dan konflik kepentingan antar ASN, yang pada akhirnya menyebabkan terganggunya pelayanan publik. Keberpihakan dan keterlibatan ASN pada kegiatan politik praktis juga sangat berpotensi melahirkan praktik koruptif, di mana ASN memanfaatkan fasilitas negara untuk memberikan dukungan politik,” papar Bamsoet.Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memandang, salah satu penyebab maraknya ketidaknetralan ASN lantaran lemahnya pengawasan karena kewenangan KASN terbatas pada memberikan rekomendasi, sementara keputusan berada di tangan kepala daerah yang notabene adalah pihak yang didukung oleh ASN yang tidak netral tersebut. Bisa dilihat pada penyelenggaraan Pilkada tahun 2018, rekomendasi pemberian sanksi yang diajukan KASN kepada kepala daerah, hanya 15 persen yang ditindaklanjuti.Disisi lain, mentalitas birokrasi juga belum sepenuhnya mengimplementasikan semangat reformasi birokrasi, yang semestinya mengedepankan profesionalisme kepada kepentingan publik. Bukan kepada atasan atau pejabat politik lokal. “Kondisi ini biasanya terkait ambisi mendapatkan jabatan tertentu sebagai timbal balik dari dukungan politik yang diberikan kepada calon kepala daerah. Bentuk pelanggaran seperti itu tidak hanya melanggar netralitas ASN, tetapi berpotensi menjadi bentuk kezaliman terhadap ASN lain yang berprestasi dan profesional, namun mesti tersingkir justru karena mempertahankan netralitasnya,” pungkas Bamsoet https://www.industry.co.id/read/72957/asn-harus-netral-dalam-pilkada-2020

ASN Harus Netral Dalam Pilkada 2020 Read More »

Pilkada Serentak 2020 Momentum Gerakan Melawan COVID-19

Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, Indonesia kembali melakukan pilkada secara serentak. Pilkada serentak akan diselenggarakan pada Rabu, 9 Desember 2020. Akan tetapi, yang membedakan dari pilkada serentak sebelumnya adalah pilkada serentak kali ini dilakukan dalam situasi Indonesia yang masih menghadapi pandemi COVID-19.Arief Budiman selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) menyampaikan bahwa tengah dipersiapkan empat peraturan KPU yaitu mengenai pencalonan, kegiatan kampanye, dana kampanye dan penerapan protokol kesehatan. Salah satu peraturan yang diusulkan KPU kepada pemerintah dan DPR guna penerapan protokol kesehatan yakni setiap bakal pasangan calon harus melakukan tes swab. “Setiap bakal pasangan calon, sebelum nanti dilakukan pemeriksaan kesehatannya, mereka harus melakukan swab test,” jelas Arief saat berdialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Rabu (26/8).Ia kemudian memberikan perkembangan mengenai sumber daya manusia (SDM) di KPU RI. Gabungan dari KPU RI, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, serta jajaran adhoc telah melakukan tes swab. Selain itu disinfeksi juga telah dilakukan di kantor KPU RI.Mengenai perkembangan terkait bakal pasangan calon, Arief mengatakan bahwa calon perseorangan sedang berada di dalam tahap akhir sebelum putusan lolos ke tahap pendaftaran. Lalu untuk calon yang diusung oleh partai politik, sedang dilakukan rapat koordinasi antara KPU RI dan partai politik tingkat pusat.“Proses pemutakhiran data pemilih sudah kita lakukan, sekarang sedang kita rapikan datanya. Nanti akan diterbitkan dalam bentuk daftar pemilih sementara,” lanjutnya mengenai perkembangan data pemilih.Arief mengimbau seluruh masyarakat yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih untuk memeriksa ketersediaan nama masing-masing dalam daftar calon pemilih di .Terkait pelaksanaan kampanye, Ia menjelaskan bahwa kampanye akan dilaksanakan dengan membatasi jumlah orang untuk memungkinkan dilakukannya jaga jarak. Alat peraga kampanye (APK) yang biasanya berupa kaos, topi, dan sebagainya, akan berubah menjadi hand sanitizer, masker, dan face shield. Apabila di tengah pencalonan pasangan calon terinfeksi COVID-19, kampanye dapat dilakukan secara daring oleh yang bersangkutan.“Tema kampanye diharapkan dalam visi misi menyampaikan tentang strategi perlawanan terhadap pandemi COVID-19,” imbuhnya. Namun, tema kampanye ini masih berada dalam tahap diskusi.Arief juga menyebutkan beberapa prediksi kendala pada Pilkada serentak yang kali ini dilakukan di akhir tahun, di antaranya adalah distribusi logistik dan cuaca ekstrem. Kendati demikian, KPU RI telah mempersiapkan strategi dalam menghadapi kendala-kendala tersebut.Terakhir, Ia mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia bahwa berperan aktif dalam Pilkada tidak hanya dilakukan pada hari pemungutan suara, namun pada seluruh tahapan. Kemudian masyarakat juga diharapkan mengikuti kegiatan kampanye yang dilakukan oleh kandidat sehingga dapat memperoleh informasi sebagai bahan untuk menentukan pilihan.Pada kesempatan yang sama, Dirjen Bina Administrasi dan Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Safrizal ZA mengatakan bahwa Kemendagri memberikan dukungan penuh kepada KPU RI. Kemendagri juga tengah memastikan KPU Daerah dapat menjalankan tugas dalam rangka penyelenggaraan Pilkada serentak ini.Kemudian Ia menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan tugas oleh penyelenggara, segala kegiatan tidak boleh menghambat berjalannya gerakan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak).Melalui aplikasi video daring, Safrizal juga berpesan agar Pilkada serentak ini dapat dijadikan momentum untuk melawan pandemi COVID-19, mengingat APK yang akan digunakan pun berupa alat-alat yang dapat menunjang pendisiplinan protokol kesehatan.“Mudah-mudahan kita dapat melalui (Pilkada serentak) ini dengan sukses, demokrasi tetap berjalan, kesehatan juga tetap terjaga,” tutupnya. https://covid19.go.id/p/berita/pilkada-serentak-2020-momentum-gerakan-melawan-covid-19

Pilkada Serentak 2020 Momentum Gerakan Melawan COVID-19 Read More »

Mengawal Pilkada, Mencegah Penjangkitan

MENTERI Dalam Negeri M Tito Karnavian terus menyemangati daerah untuk tetap menggelar pilkada pada 9 Desember. Kemarin, dia datang ke Sumatra Barat dan Jambi.Menurutnya, akhir Mei lalu, Komisi Pemilihan Umum dan Kementerian Dalam Negeri telah memutuskan pilkada digelar pada 9 Desember. Setelah tiga bulan, keputusan itu tidak berubah meski pandemi covid-19 belum mengendur.“Sampai sekarang, permintaan untuk memundurkan pilkada terus ada. Pandemi jadi alasannya,” aku Menteri Dalam Negeri M Tito Karnavian, saat berada di Padang, Sumatra Barat, kemarin.Keteguhan itu juga sudah mendapat dukungan DPR RI sebagai yang mewakili suara rakyat. “Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah juga memahami,” lanjutnya.Ia kembali mengulang alasan bahwa tidak ada yang tahu persis kapan pandemi melandai. Sementara itu, di sisi lain, jika terus diundur, roda pemerintahan daerah akan terus-terusan dijabat pelaksana tugas.Ketika melanjutkan kunjungan ke Jambi, Tito juga menyatakan pilkada menjadi bagian tidak terpisahkan dalam penanganan covid-19.“Pilkada di tengah pandemi juga sebagai ujian dan untuk memilih kepala daerah yang mampu menangani pandemi dan dampak sosial ekonominya. Diharapkan bakal calon kepala daerah beradu ide dan gagasan untuk penanganan covid-19,” tandasnya.Untuk sukses dua gawe besar tersebut, Mendagri menegaskan sangat penting untuk menerapkan protokol kesehatan dalam setiap tahapan pilkada. “Harus dicegah sehingga tidak menjadi klaster baru.”Di sisi lain, tahapan pilkada terus bergulir. Partai-partai mulai mengelus-elus jago mereka.Ketua Partai NasDem Sumatra Selatan Herman Deru misalnya, kemarin, ia menyerahkan surat keputusan pasangan calon bupati dan wakil bupati yang didukung untuk 7 kabupaten dan kota. “Anda harus meningkatkan popularitas, disukai, dipercaya, dan akhirnya dipilih,” ungkapnya.Sementara itu, di Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, NasDem memilih berkoalisi dengan PKB. Mereka meng­usung pasangan Nikodemus N Rihi Heke-Yohanis Uly Kale. “Kami yakin, paket ini bisa memenangi pilkada,” kata Sekretaris NasDem NTT, Alexander Ofong.Di Bali, pengurus NasDem melakukan kunjungan ke kader di 6 kabupaten dan kota. “Ini konsolidasi politik untuk memenangi pilkada,” kata Ketua NasDem Bali Julie Sutrisno. https://mediaindonesia.com/read/detail/339766-mengawal-pilkada-mencegah-penjangkitan

Mengawal Pilkada, Mencegah Penjangkitan Read More »

Semua Pihak Bersinergi Wujudkan Pilkada 2020 Berintegritas di Tengah Pandemi

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggelar Webinar bertema “Mewujudkan Pilkada 2020 yang Berkualitas dan Berintegritas di Tengah Pandemi Covid-19”, Kamis tanggal 20 Agustus 2020. Dalam kegiatan yang dihadiri Komisioner Bawaslu Fritz Edward Siregar dan Pengamat Politik Anwar Saragih, Sekjen DPP GMNI M. Ageng Dendy Setiawan menyampaikan bahwa Pilkada serentak 2020 kali ini berbeda dan memiliki tantangan. Terlebih, penyelenggaraannya di tengah Pandemi Covid-19. Ageng mengingatkan agar dipersiapkan matang-matang untuk menghadapi pagelaran lima tahunan tersebut. Pertama, petugas harus safety, dan masyarakat juga. Dia tidak mempermasalahkan kampanye calon Kepala Daerah itu digelar secara terbuka maupun online. Asalkan, semua visi misi calon bisa tersampaikan. Kendati demikian, lanjutnya, pada saat proses hari H pemilu, tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatannya. Harus dipastikan orang yang sehat atau positif covid-19 tidak kehilangan hak pilih. Selain itu, kata dia, Pengawas pemilu harus bekerja lebih optimal. Dan ia berpesan kepada GMNI seluruh Indonesia ikut turun ke lapangan menjadi pengawas Pemilu di daerahnya masing-masing. Sementara itu, Anwar Saragih menuturkan tuntutan reformasi adalah desentralisasi, bukan hanya pelaksanaan pemilu prosedural saja atau orang per orang. Kata dia, selama pandemi banyak kebijakan yang bersifat diskresi. Banyak kewenangan pusat dilaksanakan oleh daerah seperti bansos dan lainnya. Tidak hanya uang, tapi klaim juga seperti dana APBN dan APBD. Dikatakannya, Petahana mulai sekarang banyak diberikan bansos oleh pemerintah pusat, tapi ada beban etis pada petahana. Pasalnya, kata dia, menjadi gimmick yang dimanfaatkan para petahana. Masalah lainnya, kata dia, bagaimana pengawasan Bawaslu bila ada penyalahgunaan bansos oleh petahana, juga mengakomodir keinginan rakyat saat pelaksanaan pemilu jika dilaksanakan sesuai protokol kesehatan. Ditempat yang sama, Fritz Edward Siregar menjawab pertanyaan dari beberapa pihak terkait kenapa harus melaksanakan Pilkada 2020? Karena, kata dia, Pilkada mempunyai konsekuensi, menghubungkan kekuatan daerah antara desentralisasi dan sentralisasi. Dari kacamata hukum tatanegara, Indonesia ini negara sentral jika dilihat dari hubungan antar daerah. Prosesnya untuk penguatan daerah. Ia melanjutkan masalah hoax dan media pun bukan masalah Indonesia saja, di negara lain juga sama. Kualitas demokrasi di Republik ini dibandingkan negara lain, posisinya justru lebih baik Indonesia. Ia menambahkan bahwa bukan cuma tugas KPU dan Bawaslu saja untuk mengajak masyarakat, melainkan semua pihak.

Semua Pihak Bersinergi Wujudkan Pilkada 2020 Berintegritas di Tengah Pandemi Read More »

Masyarakat Mendukung Mewujudkan Pilkada 2020 yang Demokratis, Aman, dan Damai

Pilkada 2020 harus dimaknai secara positif sebagai alat seleksi kepemimpinan daerah yang tidak dicederai oleh konflik horizontal. Hal tersebut dapat terwujud apabila masyarakat berperan aktif mendukung Pilkada 2020 aman, damai, demokratis, dan bebas hoax. Nilai kepancasilaan dan kebhinekaan harus selalu dikedepankan agar perbedaan pandangan politik tidak menimbulkan kanalisasi di tengah masyarakat.Demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat harus menjadi acuan utama penyelenggaraan Pilkada 2020. Tindakan serta perbuatan yang dilakukan oleh setiap elemen kepentingan harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara. Mengawal suksesi Pilkada 2020 agar berjalan sesuai koridor yang berlaku merupakan tanggung jawab penuh seluruh elemen bangsa. Jangan sampai terpecah belah oleh provokator yang tidak menginginkan kemajuan bangsa melalui pembangunan nasional berkesinambungan.Hoax telah menjadi racun berbahaya bago perkembangan demokrasi Indonesia. Hampir setiap peristiwa politik selalu diliputi oleh hoax yang memecah belah persatuan. Permusuhan dan kanalisasi antar kelompok masyarakat pun sulit dihindarkan. Oleh karena itu, masyarakat harus saling bergandengan tangan untuk melawan setiap berita bohong yang beredar di lingkungannya masing-masing.Tidak dapat dipungkiri bahwa berita hoax masih menjadi momok menakutkan dalam peristiwa politik di negeri ini. Provokator pemecah belah persatuan bangsa tidak henti-hentinya menyabarkan berita bohong agar masyarakat terpecah belah. Tingkat kewaspadaan publik harus ditingkatkan pada momentum Pilkada 2020 ini karena provokator tersebut ditengarai selalu memanfaatkan riuhnya pesta demokrasi untuk melancarkan misi jahatnya.Guna mengantisipasi hal tersebut, masyarakat dapat melakukan konfirmasi atas setiap informasi yang diterima. Literasi media sangatlah penting agar tidak terjerumus oleh informasi yang menyesatkan. Media terverifikasi dapat dijadikan sebagai instrumen untuk crosscheck terhadap setiap isu yang beredar. Terutama terhadap berita yang hiperbola dan cenderung tidak logis. Prinsip “Saring Sebelum Sharing” juga harus dipegang teguh agar tidak menimbulkan polemik yang menjadi bola panas di masyarakat.Pilkada 2020 tidak hanya merupakan momentum regenerasi kepemimpinan daerah. Namun juga sebagai wujud partisipasi langsung politik masyarakat dalam pembangunan nasional, khususnya di daerah masing-masing. Bagaimana ke depannya bangsa ini, setidaknya besar pengaruhnya dari wujud partisipasi politik masyarakat melalui Pilkada 2020. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka seyogyanya publik menjadi duta suksesi Pilkada 2020 yang aman, damai, demokratis, dan bebas hoax menuju pembangunan nasional yang berkesinambungan. https://www.suaradewata.com/read/202008190007/masyarakat-mendukung-mewujudkan-pilkada-2020-yang-demokratis-aman-dan-damai.html

Masyarakat Mendukung Mewujudkan Pilkada 2020 yang Demokratis, Aman, dan Damai Read More »

Pilkada 2020 Momentum Perbaikan Ekonomi Bangsa di Masa Pandemi Covid 19

Penyelenggaraan Pilkada 2020 diharapkan dapat memperbaiki lesuhnya ekonomi karena dampak Covid 19. Kelesuhan ekonomi akibat Covid 19 dirasakan oleh seluruh negara di belahan dunia manapun. Namun, agak diuntungkan karena adanya Pilkada 2020 yang pastinya akan membawa dampak positif bagi perekonomian bangsa secara menyeluruh. Sehingga dampak negatif Covid 19 terhadap sektor perekonomian akan segera dapat teratasi.Ajang demokrasi Pilkada 2020 akan menghidupkan perekonomian lintas sektoral. Akan terjadi perputaran uang yang begitu besar sehingga meningkatkan oprimisme masyarakat terhadap cita-cita pembangunan nasional. Pilkada 2020 akan mengubur segala mimpi buruk akan resesi ekonomi yang telah melanda berbagai negara di berbagai belahan dunia. Arus kas yang begitu besar pada Pilkada 2020 merupakan stimulus yang meningkatkan optimisme bahwa perekonomian Indonesia sangatlah kuat dan mampu menghadapi berbagai ancaman global.Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan penyelenggaraan Pilkada 2020 diharapkan bisa menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal empat mendatang. Perputaran uang di masyarakat diprediksi mencapai Rp35 triliun pada Pilkada 2020, dalam bentuk biaya penyelenggaraan hingga dana kampanye para calon peserta kontestasi. Dana tersebut bisa menggerakkan ekonomi setelah berkontraksi 5,32 persen pada kuartal kedua tahun 2020.Jumlah uang dengan jumlah fantastis tersebut akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Sektor-sektor produksi dan distribusi pun turut merasakan efek positifnya. Sehingga juga turut meningkatkan penyerapan tenaga kerja, terutama di sektor yang berkaitan dengan produksi dan distribusi logistik Pilkada serta Alat Peraga Kampanye (APK).Kondisi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini diharapkan juga dapat meningkatkan kreatifitas kontestan yang berlaga di Pilkada 2020. APK yang berbasiskan sanitasi seperti masker dan hand sanitizier akan memenuhi ruang publik. Pilkada secara langsung juga turut andil dalam menekan penyebaran Covid 19. Sehingga tidaklah berlebihan apabila diartikan Pikada 2020 memberikan dampak yang dahsyat bagi bangsa Indonesia, meningkatkan perekonomian dan juga turut menekan penyebaran wabah Covid 19.Besarnya manfaat tersebut dapat dirasakan secara langsung oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Baik di wilayahnya yang diselenggarakan Pilkada ataupun tidak. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa lintas regional merupakan tren konsumsi Indonesia. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka seluruh lapisan masyarakat harus mendukung suksesi Pilkada 2020 dan meningkatkan optimisme kemajuan ekonomi bangsa sehingga Indonesia dapat segera terbebas dari ancaman wabah Covid 19. https://www.suaradewata.com/read/202008190025/pilkada-2020-momentum-perbaikan-ekonomi-bangsa-di-masa-pandemi-covid-19.html

Pilkada 2020 Momentum Perbaikan Ekonomi Bangsa di Masa Pandemi Covid 19 Read More »