jokowi

Presiden Jokowi Selalu Kedepankan Rakyat Dalam Bekerja

Hanya Jokowi satu2nya kepala daerah yang menaikan upah buruh hingga 44% , itu terjadi pada saat Jokowi menjadi Gubernur Jakarta. Selama berpuluh2 tahun di Indonesia kenaikan upah buruh hanya berkisar 10% saja pertahunnya karena mengikuti angka inflasi, namun pada th 2012 pada saat Jokowi menjadi Gubernur Jakarta, Jokowi menetapkan upah 2013 naik diluar kebiasaan dari Rp.1.53 juta menjadi 2,2 juta atau sekitar 44% , dan kenaikan upah buruh 44% tsb mendapat perlawanan dari beberapa pengusaha yg memprotes Jokowi, tetapi Jokowi tdk gentar dan memberikan data kepengusaha bahwa upah buruh sudah 5 tahun tidak pernah naik dan pengusahapun kalah. Pada tahun berikutnya Jokowi menaikan lagi upah buruh sekitar 11% dari tahun sebelumnya, kenaikan ini kemudian dijadikan acuan dan diikuti oleh seluruh provinsi. Pada 4 Nov 2013 pd saat Jokowi masih menjadi Gubernur, Jokowi mengatakan Pemprov DKI telah menyediakan bantuan dibidang kesehatan dan pendidikan serta akan menyediakan rumah murah bagi buruh, KJS( Kartu Jakarta Sehat ) sudah bisa mengurangi pengeluaran, KJP ( Kartu Jakarta Pintar ) juga untuk anak buruh, kemudian perumahan juga bisa mengurangi pengeluaran. Kisah singkat kebijakan Jokowi terhadap buruh sewaktu Jokowi menjadi Gubernur adalah Jokowi selalu kedepankan rakyat dalam bekerja. Sewaktu Jokowi menjadi Gubernur DKI JKT upah buruh dinaikan 44% dan tahun berikutnya sekitar 11 % , pada waktu itu apakah buruh berterima kasih atau tidak ? Ada yg berterima kasih dan ada juga yg tidak. Malah ada yg demo minta dinaikan lebih tinggi lagi, padahal harusnya berterima kasih karena 5 tahun tidak pernah naik. Ada buruh yg tdk mengerti apa2 tapi mau diajak demo, ada buruh yg cerdas yg tdk mau diperalat politik, tidak mau diajak demo. Apakah Presiden Jokowi selalu membela rakyat kecil, kedepankan rakyat dalam bekerja ? Jika Jokowi tdk kedepankan rakyat dlm bekerja, tidak mungkin Jokowi terpilih sampai 2 kali menjadi Wali Kota Solo, malah pd periode ke 2 Jokowi terpilih sampai 90,9% . Lalu setelah menjadi Presiden apakah Jokowi masih pro rakyat kecil, apakah Presiden Jokowi selalu kedepankan rakyat dalam bekerja ? Dari mulai Jokowi menjadi Wali Kota, Gubernur dan Presiden, Jokowi selalu pro rakyat kecil, Presiden Jokowi selalu kedepankan rakyat dalam bekerja dan semua itu sesuai fakta dan data, semuanya terekam dlm data elektronik dan tinggal dibuka saja semuanya, semuanya ada datanya. – Masalah pembayaran ganti rugi lumpur Lapindo Jokowi yg lunaskan. – Sertifikat tanah/rumah gratis, pd Presiden sebelumnya program ini sama sekali tdk ada. – Presiden Jokowi telah menyiapkan 12,7 juta hektar lahan kawasan hutan utk dikelola masyarakat kecil, pembagian lahan tsb masuk dlm program perhutanan sosial utk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yg tinggal disekitar kawasan hutan. Pada 27 Feb 2019 sudah dibagikan sebanyak 2,53 juta hektar. – Membangun dari pinggiran dan pd Juli 2018 hampir 10.000 desa naik status menjadi desa berkembang. – Jan 2019 Presiden Jokowi memberi sambungan listrik gratis ke 11.000 rumah tangga di Bekasi. Sampai hari in Presiden Jokowi terus memerintahkan pemasangan listrik didesa2 yg belum pernah dialiri listrik. – Program BBM satu harga. – Dan masih banyak lagi program Presiden Jokowi yg pro rakyat kecil, ini hanya sedikit contoh bahwa Presiden Jokowi selalu kedepankan rakyat dlm bekerja, termasuk juga program Presiden Jokowi saat pandemi covid-19 ini. jika saya tulis semuanya akan panjang. Presiden Jokowi manusia biasa, tidak ada manusia yg sempurna. Jokowi Presiden yg baik yg gila kerja, tulus bekerja untuk bangsa ini. Presiden Jokowi tidaklah hanya mengucap Sim Salabim lalu hebatlah negara kita, semua itu lewat kerja keras dan proses panjang, apalagi Presiden Jokowi ini mewarisi banyak masalah, sedangkan sebagian dari kita banyak menuntut.

Presiden Jokowi Selalu Kedepankan Rakyat Dalam Bekerja Read More »

Presiden Sinergikan BUMN Penerbangan Dengan Pariwisata Di Tanah Air

PRESIDEN Joko Widodo menginstruksikan para menterinya untuk segera mentransformasikan industri penerbangan dengan pariwisata di Tanah Air. Pasalnya, dua sektor itu dinilai Presiden masih berjalan sendiri-sendiri. “Transformasi itu harus dimulai dengan mengubah pola industri penerbangan,” ucap Jokowi saat memimpin rapat terbatas yang membahas Penggabungan BUMN di Sektor Aviasi dan Pariwisata di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. Saat ini, menurutnya, Indonesia memiliki terlalu banyak pusat penerbangan dan tersebar secara tidak merata. “Ini coba kita lihat lagi. Saat ini terdapat 30 bandara internasional. Apakah diperlukan sebanyak ini? Negara-negara lain saya kira tidak melakukan ini,” ujar Jokowi. Dari 30 bandara internasional itu, saat ini 90% lalu lintas penerbangan hanya terpusat pada empat bandara utama, yakni Soekarno-Hatta di Tangerang, I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Juanda di Surabaya, dan Kualanamu di Medan. Karena itu, ia meminta para menteri terkait segera memetakan bandara mana saja yang berpotensi jadi international hub dengan pembagian fungsi yang sesuai dengan letak geografis dan karakteristik wilayah. “Sejauh ini saya mencatat ada delapan bandara internasional yang berpotensi menjadi hub dan superhub. Kembali lagi I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Soekarno-Hatta Tangerang, Kualanamu Medan, Yogyakarta, (Sultan Aji Muhammad di Sepinggan) Balikpapan, Sultan Hasanuddin Makassar, Sam Ratulangi Manado, dan Juanda Surabaya,” sebut Kepala Negara. Setelah itu, langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah mengelola ekosistem pariwisata dan pendukungnya. “Ini yang tidak pernah dilakukan, mulai manajemen airline, manajemen bandara, manajemen pelayanan penerbangan, sampai nanti tersambung dengan manajemen destinasi wisata. Tersambung de­ngan manajemen hotel dan perjalanan dan bahkan sampai kepada manajemen produk-produk lokal dan industri kreatif,” jelas Presiden. Dengan rencana integrasi besar-besaran tersebut, Jokowi berniat menggabungkan BUMN-BUMN penerbangan dan pariwisata sehingga arah dan tujuan bisa dicapai dengan cepat dan tepat.

Presiden Sinergikan BUMN Penerbangan Dengan Pariwisata Di Tanah Air Read More »

Presiden Jokowi Instruksikan Percepatan Serapan Stimulus Penanganan Covid-19

Presiden Joko Widodo menilai bahwa penyerapan anggaran stimulus penanganan Covid-19 masih belum optimal. Anggaran dengan jumlah sebesar Rp695 triliun tersebut harus dapat diserap dengan cepat untuk mengatasi penyebaran lebih lanjut dari pandemi beserta dampak yang ditimbulkannya. Hal itu disampaikan oleh Presiden saat memberikan arahan kepada Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui rapat terbatas yang digelar melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 27 Juli 2020. “Data terakhir yang saya terima tanggal 22 Juli, dari total stimulus penanganan Covid yaitu sebesar Rp695 triliun, yang terealisasi baru Rp136 triliun, artinya baru 19 persen,” ujarnya. Presiden lantas memerinci serapan anggaran itu yang di antaranya di bidang perlindungan sosial yang baru terserap 38 persen, UMKM sebesar 25 persen, sektor kesehatan yang baru terealisasi 7 persen, dan insentif dunia usaha sebesar 13 persen. Demikian halnya dengan dukungan untuk sektoral dan pemerintah daerah yang juga baru terserap 6,5 persen. “Inilah yang harus segera diatasi oleh Komite dengan melakukan langkah-langkah terobosan, bekerja lebih cepat, sehingga serapan anggaran yang belum optimal tadi betul-betul segera diselesaikan,” tuturnya. Kepala Negara mengingatkan, apabila persoalan regulasi dan administrasi menjadi kendala penyerapan anggaran tersebut, maka regulasi tersebut harus direvisi agar muncul kecepatan dalam pengelolaan anggaran penanganan dampak pandemi Covid-19. “Lakukan perbaikan dan jangan sampai ada yang namanya ego sektoral atau ego daerah. Saya kira penting sekali ini segera diselesaikan sehingga aura dalam menangani krisis ini betul-betul ada,” tandasnya.

Presiden Jokowi Instruksikan Percepatan Serapan Stimulus Penanganan Covid-19 Read More »

Mahfud MD: Presiden Jokowi Siapkan Inpres Percepatan Pembangunan Papua

Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap Papua. Saat ini, Pemerintah sedang menyiapkan Instruksi Presiden (Inpres) Percepatan Pembangunan Papua. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menyiapkan Inpres yang lebih komprehensif terkait percepatan pembangunan Papua. Jika Inpres tersebut rampung, pengendalian pembangunan di Papua akan berada di bawah kendali Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). “Dalam Inpres ini, kendali akan berada di tangan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) agar pembangunan Papua lebih terpadu dan komprefensif dalam satu komando, serta menekankan pendekatan kesejahteraan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke Bumi Cendrawasih tersebut, Mahfud berdialog dengan Satuan Tugas (Satgas) Operasi yang terdiri dari personel TNI, Polri serta Badan Interlijen Negara (BIN). Mahfud mengapresiasi seluruh anggota Satgas yang memelihara keamanan, ketertiban, dan kesatuan di Papua. Dalam menjalankan tugas di Papua, Mahfud mengimbau kepada anggota Satgas yang bertugas untuk mengedepankan pendekatan hukum dan tidak terpancing dengan berbagai provokasi. “Saya tahu tugas saudara-saudara berat, tapi pesan saya bertindaklah secara hati-hati, jangan terpancing untuk melakukan tindakan yang bisa dinilai melanggar hak asasi manusia (HAM). Kita jaga negeri ini dengan sepenuh hati, dan tidak terprovokasi oleh pihak lain,” tuturnya. Dia memaparkan, tugas pemerintah termasuk TNI dan Polri saat ini lebih berat karena harus fokus menangani pandemi virus corona (Covid-19) termasuk di Papua. Mahfud menegaskan tugas untuk mengamankan wilayah Indonesia harus tetap berjalan dengan baik. “Jangan sampai karena kita fokus menangani covid-19, lalu tugas lain terabaikan, misalnya masalah ekonomi, dan khususnya di Papua harus tetap siaga melakukan pengamanan sehingga tidak muncul aksi gangguan keamanan yang mengancam integrasi kita,” ujarnya. Sumber : https://www.infopresiden.com/2020/07/mahfud-md-presiden-jokowi-siapkan.html

Mahfud MD: Presiden Jokowi Siapkan Inpres Percepatan Pembangunan Papua Read More »

12 Juta UMKM Dapat Bantuan Modal, Jokowi Optimis Ekonomi Kuartal IV Membaik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pada awal Agustus akan memberikan bantuan modal kerja produktif, kepada 12 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV. “Sebentar lagi di awal Agustus akan kita berikan kepada 12 juta UMKM, kita namakan bantuan modal kerja produktif kita harapkan akan mengungkit ekonomi kita,” kata Jokowi di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (23/7/2020). Selain itu, ia memuji kinerja dari Kementerian Koperasi dan UKM yang saat ini cukup cepat dalam menyalurkan bantuan. Misalnya melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) seperti penyaluran pinjaman yang sudah tersalurkan sebesar Rp 381,4 miliar kepada koperasi. “Saya kira ini angka yang jangan berhenti, besok tambah lagi, minggu depan tambah lagi, sehingga Koperasi-koperasi yang kita miliki betul-betul likuiditasnya baik, dan bisa memberikan pinjaman kepada para anggotanya, saya harapkan baik di LPDB maupun di koperasi prosesnya sederhana dan cepat,” katanya. Menurutnya yang dibutuhkan saat ini adalah kecepatan dalam menyalurkan dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pandemi covid-19. Selain itu, diusahakan agar Kementerian Koperasi dan UKM tidak menunggu suatu koperasi bangkrut baru ditolong, karena tak ada gunanya jika begitu. “Saya tidak ingin koperasinya tutup baru dibantu, itu tidak ada artinya jangan nunggu pelaku usaha juga sama segera bantu mereka, dan gunakan tambahan kerja produktif ini untuk menggerakkan ekonomi utamanya yang berada di daerah,” ungkapnya. Pemberian Likuiditas Jokowi berharap, awal dari pemberian likuiditas kepada koperasi bisa dengan cepat tersalurkan ke seluruh koperasi di Indonesia, agar bisa disalurkan kembali ke pelaku UMKM. Katanya, momentum pandemi covid-19 ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mencapai keadaan ekonomi yang baik untuk kedepannya. “Kita hanya punya waktu untuk Juli, Agustus, dan September, kalau kita mengungkit ini insya Allah nanti di kuartal IV lebih mudah, dan tahun depan kita akan jauh lebih mudah,” pungkasnya. Dapat Bantuan Modal, Jokowi Minta Pedagang Tak Pakai untuk Beli HP dan Pulsa Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pedagang kecil dan mikro untuk memanfaatkan bantuan modal kerja guna menambah modal usaha atau ekspansi, serta tidak menggunakan bantuan untuk keinginan yang tidak diperlukan seperti telepon genggam (handphone) atau pulsa. “Jangan sekali-kali tambahan modal kerja ini dipake untuk beli Hp (Handphone), atau beli pulsa, hati hati. Saya ikuti lho ini. Harus dipake betul-betul untuk tambahan modal kerja,” kata Presiden kepada para pedagang kecil dan mikro yang diundang ke Istana Merdeka, Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (21/7/2020). Presiden mengatakan akan terus memantau efektivitas dari penyaluran bantuan modal kerja sebesar Rp2,4 juta kepada pedagang kecil dan mikro. Total, Presiden akan memberikan bantuan modal kerja kepada 12 juta pedagang kecil dan mikro di Tanah Air. Dia meminta agar para pedagang asongan, pedagang kaki lima hingga pedagang skala produksi rumahan, bisa menggunakan bantuan modal kerja itu untuk menambah ragam dan ketersediaan barang-barang yang akan dijual. Presiden Jokowi mencontohkan pedagang bahan pokok seperti tahu dan tempe, bisa menambah barang jualan dengan telur. “Kalau yang usahanya kelontong di rumah ya mestinya nantinya ada tambahan barang-barang tambahan yang ada di warung,” ujar mantan Wali Kota Solo itu. Jokowi juga memotivasi pelaku usaha kecil dan mikro agar tidak patah semangat dalam menghadapi tekanan pandemi COVID-19. “Ini bukan hanya di Indonesia, tapi di 215 negara di dunia. Alhamdulillah kita masih bisa berjualan meski omzetnya turun. Ini situasi yang kita hadapi. Saya minta tetap bekerja keras, minta berusaha keras agar omzetnya ini sedikit demi sedikit bisa dinaikan,” ujar dia. Pendapatan Turun Dia mengetahui sejumlah pelaku usaha kecil dan mikro merasakan penurunan pendapatan atau omzet secara drastis bahkan hingga 50 persen akibat pandemi COVID-19. “Situasi saat ini bukan normal yang biasanya sehari-hari bisa Rp600 ribu hingga Rp800 ribu, tapi sekarang hanya Rp250 ribu atau lebih kecil dari itu. Semuanya merasakan. Ini tidak hanya terjadi di usaha kecil, tapi usaha menengah kena, usaha gede juga kena,” ujar Mantan Wali Kota Solo itu. Penyelamatan usaha kecil dan mikro memang menjadi salah satu fokus Presiden Jokowi di tengah pandemi COVID-19. Dalam rapat terbatas di Juni 2020 lalu, dia meminta jajarannya segera merealisasikan stimulus di bidang ekonomi agar dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh pelaku usaha kecil. Pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp695,2 triliun untuk menangani pandemi virus Corona baru dan dampak yang menyertainya, sebagaimana yang tertuang dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

12 Juta UMKM Dapat Bantuan Modal, Jokowi Optimis Ekonomi Kuartal IV Membaik Read More »

Presiden Jokowi Siapkan Inpres Percepatan Pembangunan Papua

Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap Papua. Saat ini, Pemerintah sedang menyiapkan Instruksi Presiden (Inpres) Percepatan Pembangunan Papua. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menyiapkan Inpres yang lebih komprehensif terkait percepatan pembangunan Papua. Jika Inpres tersebut rampung, pengendalian pembangunan di Papua akan berada di bawah kendali Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). “Dalam Inpres ini, kendali akan berada di tangan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) agar pembangunan Papua lebih terpadu dan komprefensif dalam satu komando, serta menekankan pendekatan kesejahteraan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke Bumi Cendrawasih tersebut, Mahfud berdialog dengan Satuan Tugas (Satgas) Operasi yang terdiri dari personel TNI, Polri serta Badan Interlijen Negara (BIN). Mahfud mengapresiasi seluruh anggota Satgas yang memelihara keamanan, ketertiban, dan kesatuan di Papua. Dalam menjalankan tugas di Papua, Mahfud mengimbau kepada anggota Satgas yang bertugas untuk mengedepankan pendekatan hukum dan tidak terpancing dengan berbagai provokasi. “Saya tahu tugas saudara-saudara berat, tapi pesan saya bertindaklah secara hati-hati, jangan terpancing untuk melakukan tindakan yang bisa dinilai melanggar hak asasi manusia (HAM). Kita jaga negeri ini dengan sepenuh hati, dan tidak terprovokasi oleh pihak lain,” tuturnya. Dia memaparkan, tugas pemerintah termasuk TNI dan Polri saat ini lebih berat karena harus fokus menangani pandemi virus corona (Covid-19) termasuk di Papua. Mahfud menegaskan tugas untuk mengamankan wilayah Indonesia harus tetap berjalan dengan baik. “Jangan sampai karena kita fokus menangani covid-19, lalu tugas lain terabaikan, misalnya masalah ekonomi, dan khususnya di Papua harus tetap siaga melakukan pengamanan sehingga tidak muncul aksi gangguan keamanan yang mengancam integrasi kita,” ujarnya.

Presiden Jokowi Siapkan Inpres Percepatan Pembangunan Papua Read More »

Presiden Joko Widodo Berkomitmen Kuat Bangun Papua Secara Komprehensif

Presiden RI Joko Widodo berkomitmen kuat untuk membangun Papua secara komprehensif.”Saya minta kebijakan Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat ini dikonsultasikan dengan seluruh komponen masyarakat yang ada di Papua maupun Papua Barat. Ini penting sekali. Kita mengajak bicara seluruh tokoh-tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama yang ada di Papua dan Papua Barat sehingga dapat merumuskan sebuah kebijakan yang terbaik, yang akan membuat Papua dan Papua Barat semakin maju dan sejahtera,” jelas beliau dalam Rapat Terbatas terkait Papua pada Rabu (11/3). Perhatian terhadap Papua dan Papua Barat ini diwujudkan Kementerian PPN/Bappenas melalui penyelenggaraan Strategic Policy Discussion belum lama ini dengan tema “Papua: Meluruskan Masa Lalu, Menatap Masa Depan”. “Komitmen pada Papua yang tinggi itu dapat dilihat dari intensitas Presiden ke wilayah Papua. Sejak menjabat pada periode pertama maupun periode kedua ini, Bapak Presiden sudah sebelas kali mengunjungi Tanah Papua,” jelas Deputi Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Primowardani saat membuka diskusi. Komitmen tersebut dilanjutkan dengan dikeluarkannya Inpres No. 9 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan Bagi Provinsi Papua dan Papua Barat, di mana seluruh kementerian/lembaga ditugaskan merumuskan langkah terobosan guna mengatasi kesenjangan pembangunan di kedua provinsi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kementerian PPN/Bappenas sebagai yang ditugaskan menyusun Rencana Aksi Inpres No. 9 Tahun 2017 telah menjalankan fungsinya dengan baik dan berkoordinasi dengan Kantor Staf Kepresidenan, diharapkan dapat menjawab apa yang menjadi komitmen Bapak Presiden untuk kesejahteraan masyarakat di provinsi Papua dan provinsi Papua Barat,” kata Jaleswari. Diskusi Kebijakan Strategis ini bertujuan membahas dinamika geopolitik internasional pada 1950-an hingga 1960-an yang melatarbelakangi konteks sejarah integrasi Irian Barat. Membahas pertimbangan hukum internasional dalam konteks sejarah integrasi Irian Barat, khususnya Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) atau the Act of Free Choicepada 1969 Kemudian, membahas konteks sosio-kultural Irian Barat dalam konteks relasi sosial dengan daerah-daerah di Indonesia Membahas agenda HAM, mediasi, dan proses rekonsilias; dan membahas kerangka dan proses pembangunan perdamaian. “Dari sisi perencanaan, Kementerian PPN/Bappenas telah memiliki sejumlah strategi dan pendekatan baru, baik dalam kerangka menerjemahkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 maupun RPJMN 2020-2024, termasuk Inpres No. 9 Tahun 2017 tentang percepatan pembangunan kesejahteraan di provinsi Papua dan provinsi Papua Barat,” jelas Staf Ahli Menteri PPN Bidang Pemerataan dan Kewilayahan Oktorialdi.

Presiden Joko Widodo Berkomitmen Kuat Bangun Papua Secara Komprehensif Read More »

Keputusan Presiden Bubarkan 18 Lembaga Sudah Tepat

Presiden membubarkan 18 lembaga termasuk Gugus Tugas. Publik menilai keputusan ini sudah tepat karena lembaga-lembaga ini sudah kurang relevan dengan keadaan sekarang. Status 18 lembaga ini juga dibubarkan karena dikhawatirkan mengeluarkan kebijakan yang saling tumpang tindih. Dalam sidang kabinet paripurna 18 juli 2020 lalu, Presiden Joko Widodo menyatakan pembubaran 18 lembaga. Karena dinilai tidak menunjukkan kinerja yang positif. Pembubaran 18 lembaga itu berdasarkan Perpres 82/2020 tentang komite penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, yang ditandatangani Presiden, 20 juli 2020. Lembaga-lembaga itu dibubarkan karena kurang relevan dengan kondisi saat ini, kala kita masih ada dalam pandemi. Selain itu, juga bisa menghemat anggaran, karena Indonesia masih konsentrasi dalam menangani pandemi covid-19. Tentu butuh biaya yang sangat besar. Aliran dana untuk lembaga itu bisa dialihkan ke kementrian, Dirjen, atau Direktorat. Daftar lembaga yang dibubarkan: Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; Tim Transparansi Industri Ekstraktif; Badan Pengawasan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda; Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove; Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum, dan 12 lembaga lain. Nasib pegawai dari 18 lembaga tersebut tidak usah dikhawatirkan. Mereka adalah pegawai negeri sipil, jadi langsung dialihkan tugasnya ke lembaga lain. jadi tidak betul bahwa Presiden membubarkan 18 lembaga dan tega memecat ribuan pegawainya, walau Indonesia masih dalam masa berjuang dalam menghadapi badai Corona. Mentri Tjahjo Kumolo menjelaskan bahwa pembubaran 18 lembaga bukan usulan dari kemenpan RB atau ide pribadinya. Memang beliau sempat melontarkan kepada Presiden bahwa ada belsan lembaga yang sebaiknya dibubarkan saja, namun bukanlah 18 badan/lembaga tersebut. Jadi jangan dikaitkan dengan politik atau balas dendam pribadi. Langkah Presiden Jokowi dalam membubarkan 18 lembaga dinilai sangat tepat, karena mereka dibuat lebih dari 5 tahun lalu. Sehingga kurang cocok dengan keadaan ekonomi dan sosial saat ini. Setengah dari belasan lembaga ini dibuat di era Presiden yang sebelumnya. Presiden bukannya tak mau meneruskan, hanya saja kondisi di lapangan sudah berbeda jauh. Selain itu, 18 lembaga dinilai terlalu banyak dan mereka bisa mengeluarkan kebijakan ke masyarakat umum. Dikhawatirkan peraturan yang dikeluarkan akan membuat rakyat bingung karena saling bertabrakan, mana yang harus ditaati? Presiden Jokowi memegang janjinya untuk menyederhanakan birokrasi di pemerintahan sehingga tak bertele-tele. Dari 18 lembaga yang dibubarkan juga ada yang tidak memiliki fungsi lagi. Misalnya Tim Pinjaman Komersial Luar Negeri. Untuk apa meminjam dana lagi? Malah akan membebani rakyat karena banyaknya hutang negara yang menggunung. Jadi langkah Presiden Jokowi untuk membubarkannya amatlah tepat. Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Indonesia juga termasuk salah satu lembaga yang dibubarkan. Walau sudah bubar, tapi bukan berarti proses penanganan corona selesai begitu saja. Gugus tugas berubah namanya menjadi Satgas Covid-19. Satgas ini berada di bawah komando dari Komite Kebijakan, yang dipimpin oleh Mentri Airlangga Hartarto. Jika Gugus Tugas Penanganan Covid-19 bubar juga bukan berarti semua peraturan sejak awal pandemi tidak berlaku lagi. Masyarakat masih wajib membawa surat jalan ketika bertugas ke luar kota dan mematuhi protokol kesehatan. Karena Gugus Tugas hanya berubah namanya jadi Satgas dan tetap menjalankan peraturan yang berlaku. Pembubaran 18 lembaga dinilai sangat positif oleh publik. Jokowi dianggap mumpuni dalam mengatur birokrasi, agar aturan yang dibuat oleh lembaga-lembaga itu tidak saling tumpang-tindih. Selain itu pembubaran 18 lembaga juga bisa menghemat anggaran negara dan dialihkan ke Kementrian atau Badan lain.

Keputusan Presiden Bubarkan 18 Lembaga Sudah Tepat Read More »

6 Langkah Jokowi Perbaiki Ekonomi Indonesia

Presiden Joko Widodo atau Jokowi terus melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah dengan menggunakan anggaran secara optimal. Oleh karena itu, Jokowi memerintahkan kementerian dan lembaga untuk menggunakan anggaran secara optimal. “Minggu kemarin saya sudah perintahkan juga seluruh kementerian lembaga agar mengeluarkan belanja-belanja yang ada, dan saya pantau setiap hari,” kata Jokowi di Jawa Tengah, Selasa, 30 Juni 2020. Selain itu, Jokowi meminta pemerintah daerah (pemda) segera menggelontorkan anggaran yang dimiliki. Oleh karena itu, kata dia, jika ingin mengajukan APBD perubahan, pemda harus segera melakukannya. Jangan sampai anggaran belanja daerah hanya mengendap di bank. Berikut 6 langkah Presiden Jokowi terus perbaiki ekonomi Indonesia dihimpun Liputan6.com: Terus Pantau Anggaran Kementerian dan Lembaga Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan kementerian dan lembaga untuk menggunakan anggaran secara optimal. Jokowi memantau pengeluaran anggaran tersebut setiap harinya. “Minggu kemarin saya sudah perintahkan juga seluruh kementerian lembaga agar mengeluarkan belanja-belanja yang ada, dan saya pantau setiap hari,” kata Jokowi di Jawa Tengah, Selasa, 30 Juni 2020. Jokowi mengaku sudah mengetahui setiap hari berapa anggaran yang dikeluarkan kementerian maupun lembaga. Jika masih rendah, dia bakal langsung tegus menteri dan kepala lembaga terkait. “Kalau masih rendah saya telpon langsung saya tegur langsung menteri nya atau kepala lembaganya,” ujar Jokowi. Alasannya, kepala negara ingin ekonomi bisa berjalan di tengah pandemi Covid-19. Dia tak ingin kementerian atau lembaga tidak maksimal mengeluarkan anggarannya. “Karena memang jangan kita biarkan uang yang beredar ini semakin kering dan semakin sedikit, kita harus terus belanja belanja itu kita dorong agar peredaran uang di masyarakat semakin banyak,” pungkas Jokowi. Minta Pemda Segera Ajukan APBD-P Jokowi meminta pemerintah daerah segera menggelontorkan anggaran yang dimiliki. Oleh karena itu, jika ingin mengajukan APBD perubahan, pemda harus segera melakukannya. Jangan sampai anggaran belanja daerah hanya mengendap di bank. “Untuk APBD perubahan apabila kabupaten/kota menginginkan ya segera dikerjakan seperti disampaikan pak gubernur (Ganjar),” tutur Jokowi. Menurut dia, desakan belanja daerah ini untuk mendorong geliat perekonomian masyarakat dengan cara memperbanyak peredaran uang. Dia percaya penggunaan APBD maksimal akan memberi stimulus positif ke perekonomian rakyat. “Yang namanya ekonomi di masyarakat juga peredaran uang itu sekarang ini yang bisa memberikan stimulus adalah dari APBD, baik itu kabupaten, kota, provinsi dan juga APBN yang bisa men-trigger ekonomi,” kata Jokowi. Oleh karena itu, Jokowi meminta pemerintah daerah mempercepat pengajuan anggaran perubahan bila diperlukan. Jokowi mengingatkan, bila perekonomian bergerak, pemerintah daerah harus memperhatikan protokol kesehatan. Jangan sampai masyarakat lengah di tengah pandemi Corona. Pastikan 7 Perusahaan Relokasi Pabrik ke Indonesia Jokowi mengatakan terdapat tujuh perusahaan dari negara lain yang sudah memastikan akan merelokasi pabriknya ke Indonesia. Kemudian, kata dia, ada 17 perusahannya lainnya yang sudah menyatakan komitmen untuk menanamkan modal di Tanah Air. “Saya senang hari ini ada tujuh yang pasti. Kemudian ada 17 yang miliki komitmen besar, sudah masuk 60 persen hampir 100 persen,” kata Jokowi, seperti dikutip dari Antara. Tingkatkan Daya Saing Jokowi menekankan tingkat daya saing usaha dan investasi Indonesia harus lebih baik dibanding negara lain agar dapat mengundang investor. Salah satu contoh upayanya, lanjut dia, adalah mempercepat perizinan relokasi dibanding jangka waktu perizinan di negara lain. Selain itu, kata Presiden, bisa juga dengan memberikan harga tanah yang kompetitif dibanding negara lain. “Tujuan besarnya membuka lapangan kerja sebesar-besarnya kepada warga. Saya tidak mau lagi. Tadi ada potensi 119 perusahaan akan relokasi, jangan sampai kita tidak dapatkan perusahaan-perusahaan itu untuk mau masuk ke Indonesia,” ujar Jokowi. Saat ini, kata dia, kecepatan untuk mengurus perizinan merupakan daya tarik yang paling dicari investor dan dunia usaha. “Sekarang bukan negara besar kalahkan negara kecil tapi negara cepat kalahkan yang lambat,” ujar Jokowi. Berikan Pelayanan Sebaik-Baiknya ke Investor Jokowi meminta kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia agar tidak mempersulit proses perizinan. Jokowi meminta agar Bahlil bisa melayani keperluan investor di Indonesia dari A-Z. “Kalau urus izin sulit, saya perintahkan ke kepala BKPM, urus dari A sampai Z, selesaikan sehingga investor merasa dilayani. Ini penting sekali,” kata Jokowi di kawasan industri terpadu Batang, Jawa Tengah, seperti dikutip dari Antara. Selain meninjau tempat tersebut, Jokowi juga akan melihat pemaparan terkait relokasi investasi asing ke Indonesia. “Saya sudah perintahkan ke menteri, kepala BKPM, untuk industri-industri yang akan relokasi dari China ke Indonesia baik dari Jepang, Korea, Taiwan, Amerika negara manapun, beri pelayanan sebaik-baiknya,” ucap dia. Dua pelayanan yang ditekankan Presiden Jokowi adalah terkait izin dan penyediaan lahan. “Tadi saya tanya ke beberapa investor sudah ada tanah misal di Serang, Bekasi, tidak ada masalah. Tapi yang ada masalah kita back up bantu agar masalah bisa diselesaikan, tapi yang belum memiliki lahan tanah silakan gunakan kawasan industri Batang,” ungkap Jokowi. Buka Lapangan Kerja Menurut Presiden Jokowi, kawasan industri Batang seluas total 4.000 hektare sudah siap seluas 450 hektare. “Langsung, misal ada perusahaan, misalnya LG mau pindah silakan langsung masuk, tidak usah urus apa-apa, yang urus semua dari kepala BPKP dibantu gubernur dan bupati yang ada di sana,” kata dia. Semua pelayanan prima itu, lanjut Jokowi, bertujuan untuk membuka lapangan kerja sebesar-besarnya bagi masyarakat. “Saya tidak mau lagi, tadi ada potensi 119 perusahaan akan relokasi dari China keluar, jangan sampai kita tidak mendapatkan perusahaan-perusahaan itu untuk mau masuk ke Indonesia,” ungkap Jokowi. Sumber : https://www.infopresiden.com/2020/07/6-langkah-jokowi-perbaiki-ekonomi.html

6 Langkah Jokowi Perbaiki Ekonomi Indonesia Read More »