Maraknya informasi hoaks di berbagai platform media sosial jelang masa kampanye Pemilu 2024, menjadi perhatian serius Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bali. Untuk itu, SMSI Bali berdialog dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali untuk turut serta dalam sosialisasi Pemilu dengan materi literasi media dan literasi digital.
Ketua SMSI Bali, Emanuel Dewata Oja, mengatakan bahwa SDM di SMSI Bali cukup mumpuni dan berpengalaman dalam memberikan literasi media maupun literasi digital. “Kami siap membantu KPU Bali untuk literasi digital,” ujar Edo, sapaan akrabnya.
Edo menilai bahwa sosialisasi literasi digital kepada pemilih pemula, terutama tingkat SMA dan perguruan tinggi, sangat penting untuk dilakukan. Hal ini untuk mengantisipasi serangan siber melalui hoaks yang bertebaran di media sosial.
“Kami serahkan keputusan kerjasama ke KPU. Tapi SDM yang dimiliki SMSI bisa membantu dan berkolaborasi untuk sosialisasi literasi digital. Kalau dari sisi pemberitaan, kami saat ini beranggotakan tiga puluhan media siber. Sehingga secara masif perlu sosialisasi juga melalui berita yang didukung seluruh anggota SMSI Bali,’ ujar pria yang akrab disapa Edo ini.
Sementara Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, menyambut baik gagasan dari SMSI Bali. Ia mengatakan bahwa KPU Bali juga berencana untuk melakukan sosialisasi Pemilu dengan metode digital, seperti menggunakan videotron.
“Saat ini juknis tentang kampanye PKPU Nomor 15 tahun 2024 mengisyaratkan bisa kampanye gunakan videotron. Karena hampir 45 persen pemilih milenial yang sudah akrab dengan digital,” ujar Lidartawan.
Ia berharap metode kampanye digital dengan videotron bisa dilakukan peserta pemilu. Hal ini untuk mengurangi penggunaan baliho yang dapat menimbulkan sampah plastik dan masalah ketertiban umum.
Lidartawan juga menegaskan bahwa pihaknya siap dibuka kotak suara saat sengketa pemilu di tingkat provinsi. Hal ini untuk memberikan kepastian kepada masyarakat jika terjadi kecurangan perhitungan suara.
Sosialisasi Pemilu digital yang dilakukan oleh SMSI Bali dan KPU Bali akan menyasar pemilih pemula, terutama tingkat SMA dan perguruan tinggi. Sosialisasi ini akan dilakukan melalui berbagai platform media sosial, seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan TikTok.