Percepatan Program MBG Dorong Peningkatan Kesehatan Nasional

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya nasional melawan tuberculosis (TB) dengan memanfaatkan strategi pemenuhan gizi bagi masyarakat.

Salah satu inisiatif nyata yang dilakukan adalah percepatan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dirancang untuk memperkuat daya tahan tubuh guna mengurangi risiko penularan TB.

Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menegaskan bahwa keseimbangan asupan gizi sangat vital untuk mendukung sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih tangguh dalam menghadapi bakteri penyebab TB.

”Saat ini, sekitar 80% anak-anak di Indonesia mengalami permasalahan gizi, dengan 21,6% mengidap stunting, 40% kekurangan mikronutrien, dan 20% mengalami kelebihan nutrisi. Kondisi ini melemahkan sistem imun dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi TB,” katanya.

Penyakit TB sendiri dapat muncul dalam beberapa bentuk, misalnya TB paru, TB tulang, atau bahkan berada dalam fase dorman di dalam tubuh. Kekurangan gizi dapat memicu aktivasi bakteri TB yang tadinya tidak aktif, sehingga berkembang menjadi kondisi penyakit yang serius.

”Kekurangan asupan gizi bisa membuat bakteri TB yang sebelumnya dorman berubah aktif dan menimbulkan penyakit,” tambahnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, BPOM berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dalam melaksanakan program MBG, yang menyediakan makanan sehat bagi kelompok masyarakat yang rentan. Inisiatif ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka kasus TB di tanah air.

Selain fokus pada pemenuhan gizi, BPOM juga mengimplementasikan strategi lain, seperti menjaga ketersediaan antibiotik yang efektif dan mendukung pengembangan vaksin dengan teknologi mutakhir, misalnya mRNA, DNA, maupun dendritic vaccine.

Dalam rangka mendukung keberhasilan program MBG, Badan Gizi Nasional (BGN) bersama DPR telah mengadakan sosialisasi di Cikarang Utara, Bekasi.

Moh Ibnu Holdun, perwakilan BGN, menjelaskan bahwa peningkatan asupan gizi tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, melainkan juga berdampak positif pada prestasi belajar dan kontribusi anak-anak di masyarakat.

”Program MBG diharapkan dapat membuka akses terhadap makanan bergizi, meningkatkan pengetahuan gizi, dan membentuk pola makan yang lebih baik,” jelasnya.

Ia menambahkan, inisiatif MBG juga berperan dalam meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak, mendukung kesejahteraan petani, peternak, serta pelaku UMKM lokal, sekaligus membantu penurunan angka kemiskinan.

Anggota Komisi IX DPR, Obon Tabroni, pun menyatakan dukungan penuhnya terhadap program ini sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah gizi.

”Stunting dan malnutrisi masih menjadi tantangan besar di Indonesia, sehingga Komisi IX DPR RI mendukung penuh program Makan Bergizi Gratis sebagai upaya mengatasi persoalan tersebut,” ujarnya.