Beberapa tokoh oposisi membentuk Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) beberapa waktu silam. Publik pun menolak menanggapi dingin acara tersebut karena tegas menolak provokasi politik di masa pandemi Covid-19.
Din Syamsudin selaku Dewan Pertimbangan MUI mengatakan bahwa kapal besar bernama Indonesia sedang karam. Sehingga perlu gerakan dari kelompok tertentu untuk bisa bangkit kembali. Ia juga mengatakan bahwa ekonomi Indonesia tengah terpuruk.
Meski demikian, kita harus melihat dengan kacamata global, bahwa dalam pandemi Covid-19 ini berdampak bagi seluruh negara di dunia, bahkan Amerika-pun merasakan dampaknya hingga angka pengangguran meningkat disana.
Helmi Arman selaku Chief Economist Citibank Indonesia memperkirakan, perekonomian Indonesia pada Kuartal III 2020 terus membaik dan menuju normalisasi pra Covid-19. Hal ini menyusul 70 persen aktifitas perekonomian yang akan kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19.
Ia mengatakan, sejauh ini di kuartal ketiga, tren pemulihan dan aktifitas perekonomian di Indonesia terus menuju normalisasi. Sehingga perekonomiannya terus membaik.
Helmi menjelaskan normalisasi aktifitas perekonomian nasional pada kuartal ketiga tahun ini dimotori oleh konsumsi rumah tangga yang bersifat barang-barang bernilai kecil (small ticket items). Berupa belanja kebutuhan sehari-hari serta belanja jasa telekomunikasi.
Pemulihan belanja yang bersifat barang-barang bernilai kecil ini seiring dengan dikucurkannya bantuan sosial (bansos) pemerintah kepada sektor rumah tangga, utamanya sektor rumah tangga menengah kebawah. Juga didorong oleh normalisasi aktifitas sehari-hari pasca dibukanya kembali aktifitas perekonomian sejak pertengahan Juni 2020.
https://www.suaradewata.com/read/202008160002/menolak-provokasi-kami-di-masa-pandemi-covid-19.html