Mengembalikan Keakraban Sosial Pasca Pemilu

Keputusan sidang sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 telah diumumkan. Pasangan Prabowo-Gibran telah resmi dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2024. Pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan nomor urut 02 ini kemudian diresmikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Semestinya polarisasi politik pun telah mereda dan segala pertengkaran akibat perbedaan orientasi politik berakhir.

Sayangnya, meski pesta demokrasi telah selesai, keakraban sosial tidak serta merta membaik begitu saja. Jejak-jejak polarisasi masih terlihat dari pertengkaran komentar-komentar media sosial. Saling serang masih saja terjadi. Semua pihak merasa paling benar, seolah kebenaran itu memihak dan monopoli kubu tertentu. Kondisi semacam ini diperparah dengan statement beberapa elite politik yang masih belum menerima hasil pemilu.

Dalam demokrasi, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan bahkan diharapkan. Latar belakang masyarakat yang beragam, dengan kekayaan budaya dan perspektif yang berbeda-beda, memungkinkan adanya keragaman pilihan politik. Namun, penting untuk diingat bahwa perbedaan-perbedaan ini tidak seharusnya mengurangi kehangatan sosial kita. Kita harus menjaga semangat persatuan dan kesatuan, terutama setelah pesta demokrasi berakhir. Siapa pun yang terpilih sebagai pemenang, itulah suara mayoritas rakyat yang harus kita hormati dan terima dengan lapang dada oleh semua pihak.