Harian Dewata

Mendes PDTT Ajak Masyarakat Hidupkan Kembali Desa Wisata

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengajak kepada masyarakat Yogyakarta untuk menghidupkan kembali desa-desa wisata.

Ajakan ini disampaikannya ketika melakukan kunjungan sekaligus membuka kembali untuk umum destinasi wisata Puri Mataram di Desa Tridadi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada Jumat (10/7/2020).

Menurutnya, dibukanya kembali destinasi wisata desa dalam menyambut kehidupan normal baru (new normal) dapat membangkitkan kembali ekonomi desa yang terdampak pandemi.

“Agar kembali menggeliat ekonomi di desa, saya mengajak seluruh masyarakat Yogyakarta di mana pun berada, ayo kita hidupkan kembali desa-desa wisata. Termasuk desa wisata Puri Mataram. Insya Allah, dengan demikian, warga masyarakat yang sebenarnya sudah menunggu karena jenuh. Mudah-mudahan kunjungan kembali normal,” ujar sosok yang akrab disapa Gus Menteri tersebut.

Gus Menteri menjelaskan, tidak ada pilihan dalam menghadapi pandemi ini kecuali dengan menerapkan tatanan normal baru atau hidup berdampingan dengan Covid-19.

“Terus terang, kegelisahan kita sampai hari ini belum terjawab dengan pasti dan belum ada gambaran sampai kapan yang namanya Covid-19 ada di Indonesia dan mempengaruhi kehidupan normal kita sebelumnya. Jadi, memang tidak ada pilihan selain kehidupan normal baru dengan memperhatikan protokol kesehatan agar masyarakat kembali beraktifitas,” katanya.

Kemdes PDTT, lanjutnya, sudah menerbitkan regulasi terkait tatanan normal baru yang harus dilakukan oleh pemerintah desa. 

“Meskipun itu tidak mutlak, karena itu menyesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing. Tetapi, paling tidak dengan keluarnya regulasi baru dari Kemdes PDTT, itu berarti kita sudah melakukan dorongan keras dan masif agar desa-desa wisata kita di Indonesia dan seluruh aktivitas ekonomi didesa digerakkan kembali dengan memperhatikan protokol kesehatan,” katanya.

Berdasarkan pantauannya, Gus Menteri melihat Puri Mataram sudah menerapkan protokol desa wisata. Misalnya, jaga jarak, penyediaan tempat cuci tangan beserta sabun, serta rambu-rambu protokol. Tak hanya itu, petugas akan mengecek suhu tubuh pengunjung di pintu masuk.

“Tinggal nanti, kalau dalam pelaksanaannya sudah banyak yang berkunjung perlu dilakukan pencermatan terkait physical distancing yang tetap harus diterapkan,” katanya.

“Kalau desa wisata sudah menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, silakan dibuka. Gerakkan warga untuk kembali datang ke desa wisata. Supaya ekonomi kembali menggeliat,” tutup Gus Menteri.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *