Juru Bicara Pemerintah untuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menegaskan bahwa klaster penyebaran Covid-19 bisa terjadi di mana saja. Baik itu dunia industri, tempat ibadah maupun perkantoran.
“Sudah kami sampaikan bahwa klaster bisa terjadi di mana saja. Klasternya bisa dari pertemuan agama, datanya ada. Klaster rumah sakit, klaster dari industri, klaster dari perkantoran,” ucap Wiku pada Jumat (24/7).
Menurut Wiku, munculnya beragam klaster ini menunjukkan bahwa masih terjadi ketidakdisiplinan yang terjadi di tengah masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.
“Ternyata masyarakat belum disiplin menerapkan protokol kesehatan. Apabila masyarakat mulai lengah tidak disiplin, maka virusnya bisa menular,” tegas Wiku.
Hal itulah, menurut Wiku yang perlu diingat oleh masyarakat agar mereka berdisiplin menerapkan protokol kesehatan. Supaya tak muncul klaster-klaster baru di tengah mereka.
1 dari 1 halaman
Klaster Industri
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap ada dua klaster baru Covid-19 yang sedang ditangani yakni klaster industri dan institusi pendidikan kenegaraan di Bandung Raya.
Di kedua klaster itu, katanya, GTPP telah melacak secara masif dengan hasil yang baik, yakni untuk klaster industri diketahui ternyata penularan mayoritas terjadi di tempat kos karyawan yang bekerja pada beberapa pabrik.
“Kita sudah lakukan tracing yang sangat masif karena ternyata dia ngekosnya berkumpul dengan karyawan dari pabrik lain. Tapi Alhamdulillah sudah terkendali dari sisi penyebaran dan tidak terjadi penambahan yang masif,” kata Ridwan Kamil saat jumpa pers di halaman Mapolda Jabar, Kota Bandung.
Sementara untuk klaster institusi pendidikan kenegaraan, ia tidak menyebut nama institusi maupun lokasinya. Namun, pelacakan sudah dilakukan bahkan akan sampai pada uji usap dengan polymerase chain reaction (PCR) anggota keluarga yang bersangkutan.
“Tidak satu institusi, tapi ada beberapa. Itu juga sudah ditelusuri dan hari ini sampai pekan depan kita akan lakukan tes PCR kepada keluarganya,” katanya seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, berdasarkan data dari https://pikobar.jabarprov.go.id/ per 7 Juli 2020 pukul 17.00 WIB, kasus terkonfirmasi di Jabar 3.779 dengan positif Covid-19 1.836 atau meningkat 32 kasus.
Sementara yang sembuh 1.763 atau bertambah 45 orang, melebihi dari pertambahan yang positif. Untuk meninggal dunia 180 orang, bertambah dua orang. Sementara jumlah PDP yang masih diawasi 1.226 orang dan ODP yang masih dipantau 2.491 orang.