Pemilihan umum (Pemilu) adalah tonggak penting dalam demokrasi, di mana rakyat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin mereka dan menentukan arah negara selama beberapa tahun ke depan. Pemilu sering kali menimbulkan ketegangan dan polarisasi di masyarakat, terutama saat proses penghitungan suara juga penetapan hasil. Oleh karena itu, menjaga situasi kondusif pasca penetapan hasil Pemilu sangatlah penting untuk kestabilan dan kemajuan negara.
Pemilu 2024 di Indonesia menjadi sorotan publik karena dinilai sebagai Pemilu yang penuh tantangan. Isu-isu politik yang kompleks, serta peningkatan penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan informasi dan opini, membuat situasi semakin kompleks. Pasca penetapan hasil Pemilu, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana mengelola ketegangan dan perbedaan pendapat secara damai, serta memastikan stabilitas politik dan keamanan nasional tetap terjaga.
Salah satu langkah penting yang harus diambil adalah mengedepankan dialog dan komunikasi antara berbagai pihak yang terlibat. Pemerintah, partai politik, dan masyarakat sipil perlu duduk bersama untuk membahas isu-isu sensitif dan mencari solusi yang dapat diterima bersama. Dialog yang terbuka dan inklusif dapat mengurangi ketegangan dan meningkatkan kepercayaan antar pihak.
Selain itu, penting juga untuk menjaga keamanan selama periode pasca Pemilu. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran hukum dan tindakan provokatif perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusuhan dan konflik yang lebih besar. Pihak kepolisian dan aparat keamanan lainnya perlu bersikap tegas namun proporsional dalam mengatasi potensi gangguan keamanan.
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), mengerahkan sebanyak 4.691 personel gabungan mengantisipasi adanya gangguan keamanan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil rekapitulasi suara Pemilu 2024. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan personel itu tergabung dalam Operasi Mantap Brata 2024 yang berfokus mengamankan setiap tahapan Pemilu 2024. Polri juga telah berhasil melakukan pemetaan adanya aksi demonstrasi soal sengketa Pemilu serta mengeklaim situasi dan kondisi pasca-pengumuman hasil Pemilu masih aman dan kondusif.
Anggota Kompolnas dari Unsur Tokoh Masyarakat, H. Mohammad Dawam, didampingi oleh Kombes (Pol) Joko Purwanto, S.H., S.I.K., dan Yosef Gaspar M. Da Costa, S.H. melaksanakan giat was pam Pemilu dan melakukan Puldata dalam rangka Kunjungan Kerja Pengawasan Pemilu di Polda Kalsel menyampaikan harapannya agar Polda Kalsel mengerahkan seluruh jajaran untuk tetap menjaga kondusifitas dan kamtibmas di wilayah hukum Polda Kalsel. Ditambahkan agar seluruh potensi yang akan terjadi gugatan mengenai kerawanan Pemilu dan hasil yang akan diumumkan perlu diantisipasi dan dijaga agar tetap kondusif serta tidak menimbulkan perpecahan.
Pendidikan politik juga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga situasi kondusif pasca Pemilu. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya demokrasi, penghargaan terhadap perbedaan pendapat, dan penyelesaian konflik secara damai. Pendidikan politik yang baik dapat membantu masyarakat dalam menghadapi isu-isu politik dengan bijaksana dan rasional.
Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA), KH Embay Mulya Syarief mengajak masyarakat untuk menjaga kondusifitas berbangsa dan bernegara pasca penetapan hasil Pemilu 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jika ada ketidakpuasan dengan hasil rekapitulasi tersebut, maka perlu mengikuti mekanisme yang ada. Namun demikian, masyarakat harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan jangan sampai timbul konflik karena perbedaan merupakan keniscayaan. Sehingga harus bisa saling menghormati dan patuh pada pemimpin baru, serta mengikuti aturan yang disepakati bersama.
Dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi, peran media massa juga tidak bisa diabaikan. Media massa memiliki kekuatan untuk membentuk opini dan persepsi masyarakat. Oleh karena itu, media massa perlu bertanggung jawab dalam memberikan informasi yang akurat dan berimbang, serta menghindari pemberitaan yang bersifat provokatif atau menghasut sehingga menimbulkan situasi yang tidak kondusif.
Di tengah dinamika dan kompleksitas pasca dan penetapan hasil Pemilu 2024, partisipasi aktif masyarakat juga sangat dibutuhkan. Masyarakat perlu terlibat dalam proses pemantauan dan pengawasan, serta mendukung upaya-upaya untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas. Partisipasi masyarakat dapat menjadi kekuatan besar dalam menjaga situasi kondusif pasca Pemilu.
Menteri Koordintor Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga suasana tetap kondusif termasuk pengumuman penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pesta demokrasi harus dibangun dengan narasi-narasi yang menyenangkan dan menyejukan.
Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, diharapkan situasi pasca penetapan hasil Pemilu 2024 dapat tetap kondusif dan damai. Semua pihak perlu bekerja sama untuk menciptakan suasana yang aman, stabil, dan penuh dengan rasa saling menghormati. Pemilu adalah ajang demokrasi yang harus dijalani dengan bijaksana dan bertanggung jawab, demi kepentingan bersama dan masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.