Harian Dewata

Epidemiolog: PPKM Level 4 Jawa dan Bali Berdampak Positif Cegah Skenario Terburuk

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman menilai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 untuk Pulau Jawa-Bali berdampak positif. Terutama karena bisa mencegah potensi perburukan kasus atau skenario terburuk dari penularan Covid-19.

“Yang mana apabila terjadi skenario terburuk, akan banyak sekali kasusnya bisa mencapai diatas 250.000 kasus dan kematian bisa diatas 3.000 sampai 5.000 per hari,” kata Dicky saat dihubungi Beritasatu.com, Senin (16/8/20210).

Dikcy menyebutkan, kasus kematian saat ini mencapai 2.000 per hari ini. Karena minimnya upaya 3T (testing, tracing dan treatment). Pasalnya, meski kasus infeksi di perkotaan menurun, namun di pedesaan di Pulau Jawa dan Bali meningkat.

Oleh karena itu, Dicky menegaskan, angka kematian tinggi akibat Covid-19 ini terjadi karena kondisi di hulu yang masih belum memadai. Menurutnya, dengan peningkatan kasus tersebut, potensi kematian menjadi jauh lebih tinggi di pedesaan.

Menurutnya, meski keterisian Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit menurun bukan karena kasus menurun, tetapi karena kebiasaan mayoritas masyarakat yang memilih tetap di rumah ketika sakit.

“Setidaknya 70% masyarakat sakit tetap ada di rumah. Kasus ini kalau tidak kita temukan selama masa PPKM atau pasca sesudahnya kasus ini akan terus terjadi dan akhirnya kematian terus tinggi. Ini harus disadari dan harus bisa dicegah,” ucapnya.

Oleh karena itu, ia mendorong untuk terus meningkatkan 3T yang dinilai belum memadai. “Karena paling utama itu penemuan kasus pada upaya 3T. Jadi selama 3T-nya belum memadai yang ditandai dengan test positivity rate dibawah 5%. Apapun pembatasan dan syarat- syarat enggak menjamin,” ucapnya.

Artikel : Beritasatu.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *