Kesehatan

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia Dukung GAVI dan Kesehatan Dunia

Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Ketua Dewan GAVI (Global Alliance for Vaccines and Immunization), José Manuel Barroso, dan CEO GAVI, Dr. Shania Nishtar, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 6 Desember 2024. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo mengapresiasi kontribusi besar GAVI dalam mendukung Indonesia, terutama selama pandemi COVID-19.

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia Dukung GAVI dan Kesehatan Dunia Read More »

Prabowo Pastikan Pemerintah Hadir Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi

Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan jajarannya segera melakukan percepatan penangan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Khususnya dalam pemulihan korban terdampak. “Pemerintah pusat harus hadir menyelamatkan warga, melayani warga sebaik-baiknya, dan juga segera melakukan rehabilitasi, rekonstruksi, dan pemulihan ekonomi masyarakat,” Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno saat mengulangi instruksi Prabowo, di Gedung BNPB, Selasa malam, 12 November 2024. Pratikno menyebut instruksi ini disampaikan Prabowo dalam rapat terbatas (ratas) secara virtual. Prabowo, kata Pratikno, berkali-kali menekankan kepada jajarannya untuk memastikan kehadiran pemerintah di tengah masyarakat terdampak. “Jadi kita diingatkan betul untuk kerja serius, kerja kompak untuk menangani permasalahan ini,” jelasnya. Pratikno juga menyebut sejumlah menteri akan secara bergantian meninjau lokasi bencana. Hal ini untuk memastikan masyarakat telah mendapatkan layanan bantuan. “Kita harus bekerja kompak dan meninjau ke lapangan secara bergantian agar kita bisa mengecek bahwa penanganan berjalan dengan baik,” terangnya. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menggelar ratas terkait bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui video conference dengan beberapa jajaran Kabinet Merah Putih. Ratas ini digelar di tengah kunjungan kenegaraan yang dilakukan Prabowo ke Amerika Serikat. Ratas ini berlangsung sekitar pukul 10.00 waktu setempat, atau pukul 22.00 WIB. Prabowo menagih laporan dari para menteri dan pejabat terkait perkembangan penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki. “Saya ingin diberi update bagaimana tentang keadaan bencana di Gunung Lewotobi Laki Laki di Flores Timur, NTT. Mohon saya diberi update, silakan,” kata Prabowo membuka pembahasan, Selasa, 12 November 2024.

Prabowo Pastikan Pemerintah Hadir Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi Read More »

Pemerintah Optimalkan Dana Otsus untuk Kesehatan di Papua

Kabupaten Jayapura memiliki harapan agar Masyarakat memiliki derajat Kesehatan yang meningkat dengan indicator Indeks Kesehatan sebesar 73,21 di tahun 2024. Untuk memenuhi capaian tersebut maka ditetapkan beberapa sasaran Pembangunan yaitu :1. Meningkatkan aksessibilitas pelayanan Kesehatan dasar sebesar 85%2. Menurunkan Angka Kematian Bayi sebesar <23/1000 Kelahiran Hidup3. Menurunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan sebesar <235/100.000 Kelahiran Hidup4. Meningkatkan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) sebesar 85 %5. Terwujudnya perbaikan gizi Masyarakat melalui penurunan stunting sebesar <17 % Hal tersebut telah tertuang pada dokumen perencanaan strategis DInas Kesehatan tahun 2023-2026 yang merupakan terjemahan dari Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Jayapura tahun 2023-2026. Selain itu Rencana Induk Percepatan Pembangunan Provinsi Papua / RIPPP mendorong agar Papua Sehat dapat tercapai dengan memastikan perlindungan Masyarakat dengan Asuransi Kesehatan semesta, stunting menurun, Angka Kematian Ibu menurun serta Usia Harapan Hidup yang meningkat. Salah satu cara dalam melaksanakan Upaya tersebut Adalah melalui sumber dana OTSUS tahun 2024. Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura mengelola 12 Milyardari total Rp.19.936.112.200 untuk sektor Kesehatan, dimana RSUD Yowari mengelola Rp 7.936.112.200, dengan beberapa isu Pembangunan yang diperoleh melalui Musrenbang OTSUS tahun 2023 untuk pelayanan kesehatan dasar yaitu :1. Mendekatkan aksesibilitas terhadap layanan Kesehatan melalui penyediaan Puskesmas Pembantu di Kampung Aurina dan Kampung Kamikaro DIstrik Airu2. Mendekatkan Masyarakat terhadap layanan melalui SDM Kesehatan dengan penyediaan sembilan jenis profesi kesehatan di 22 Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, serta penyediaan rumah dinas bagi petugas kesehatan, terutama Orang Asli Papua agar dapat melaksanakan pelayanan kesehatan lebih optimal kepada masyarakat.3. Program Kampung Siaga Malaria melalui Kader Malaria yang merupakan Orang Asli Papua dalam menurunkan kasus malaria melalui peran serta Masyarakat.4. Menyediakan layanan kesehatan dalam program pelayanan ODGJ5. Menyediakan alat kesehatan yang sesuai standard di Puskesmas Pembantu pada Kampung-Kampung mayoritas orang asli papua seperti Pustu di distrik Airu, Nimboran, Kaureh, Kemtuk, dan Sentani Timur.6. Melaksanakan pelayanan mobile klinik/layanan Kesehatan bergerak ke kampung-kampung sangat sulit yang direncanakan pada DIstrik Kaureh dan DIstrik Airu. Harapan pelaksanaan OTSUS tahun 2024 pada DInas Kesehatan Kabupaten Jayapura, dapat menghasilkan pelayanan Kesehatan yang optimal serta mendukung tercapaianya indicator derajat kesehatan yang telah ditetapkan. Tentu sumber dana OTSUS tidak terlepas dengan sumber dana lainnya yang dikelola DInas Kesehatan yang juga menjadi kebutuhan Masyarakat Kabupaten Jayapura, seperti dukungan perlindungan Asuransi Kesehatan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan melalui dana DAU Spesifik grant serta layanan di 22 UPTD Puskesmas melalui sumber dana DAK Non FIsik/. Bantuan Operasional Puskesmas. Peran serta Masyarakat diharapkan dapat mengoptimalkan seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan.

Pemerintah Optimalkan Dana Otsus untuk Kesehatan di Papua Read More »

Sidak Kawasan Tanpa Rokok di Kota Denpasar

Satpol PP saat memasang stiker tanda Kawasan Tanpa Rokok di RS Mata Bali Mandara DENPASAR – Dinas Kesehatan Kota Denpasar bersama Pusat Penelitian Universitas Udayana, Satpol PP, dan Dinas Kesehatan Prov. Bali menggelar sidak Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sejumlah tempat di Kota Denpasar. Sidak tersebut dilakukan untuk memantau kepatuhan KTR kepada masing-masing pengelola wilayah.Menurut Peraturan Daerah Prov. Bali Nomor 10 Tahun 2011, Kawasan Tanpa Rokok wajib ada di tempat pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan. Ketua Pusat Penelitian Udayana Central I Made Kertha Duana yang turut memantau kegiatan tersebut mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu komitmen Pemerintah Provinsi dan Kota untuk tetap konsisten dalam menerapkan kebijakan KTR sesuai Perda. “Ini inisiasi untuk kembali memperkuat pihak yang terlibat untuk melakukan penegakan dan pembinaan,” ucap Kertha Duana. Dikatakannya, Pemantauan KTR di Kota Denpasar kini akan lebih efektif dan mudah dengan aplikasi Dashboard E-Monev KTR. Aplikasi itu digunakan oleh Tim Satgas KTR dalam melakukan pemantauan serta melakukan penertiban di kawasan apabila terdapat warga yang melanggar aturan KTR. Selain itu, masyarakat juga bisa melihat hasil pemantauan KTR secara gratis melalui website maupun aplikasi mobile bahkan melakukan pelaporan pelanggaran KTR yang ditemukan. Koordinator Bidang KTR Dinkes Provinsi Bali Cok Istri Sri Dharma Astiti mengatakan fokus utama dalam kegiatan tersebut adalah penilaian KTR pada kawasan yang telah ditentukan dan penguatan kapasitas. “Kalau ada pelanggaran atau ketidakpatuhan, Satpol PP akan menindaklanjuti,” tegas Dharma Astiti. Harapannya kegiatan tersebut dapat menginspirasi berbagai lintas sektor atau pemilik kawasan secara mandiri untuk menciptakan lingkungan bersih yang dapat melindungi diri dari dampak asap rokok. Manfaat dari menciptakan lingkungan KTR itu akan dirasakan oleh mereka sendiri. Pemberian stiker Kawasan Tanpa Rokok kepada RS Mata Bali Mandara Berdasarkan hasil pemantauan di 4 kawasan sidak, yakni RS Mata Bali Mandara, Kantor Dinkes Provinsi Bali, Pasar Kreneng, dan Kampus UNUD Sudirman, masih ditemukan orang merokok di dekat kawasan KTR, beberapa puntung rokok, tidak adanya tanda KTR berupa stiker atau papan, dan beberapa kawasan masih belum terdapat Surat Keputusan (SK) internal. Dengan demikian, tindak lanjut dari adanya temuan tersebut adalah penempelan dan penyerahan stiker bagi kawasan dengan tanda KTR rusak, tidak terbaca, maupun belum tersebar di banyak titik dalam kawasan; pembinaan dan tindak lisan bagi orang yang ditemukan merokok dalam kawasan; input e-Monev pada monitoring KTR; dan memberi arahan untuk membuat SK internal. (Dyra)

Sidak Kawasan Tanpa Rokok di Kota Denpasar Read More »

Kepala BKKBN Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Nabire Papua

Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto mengajak semua stakeholders memasifkan intervensi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Nabire, Papua. Hal itu penting mengingat penurunan stunting merupakan program pemerintah.Hal itu disampaikan Hasto di Kampung KB Wiraska, Kabupaten Nabire, Kamis, 4 April 2024. Dalam kesempatan itu, dokter Hasto menyambut baik komitmen Pemprov Papua Tengah dalam meningkatkan kualitas pelayanan KB dan SDM, seraya kembali berharap kerja sama lintas sektor agar terus dilakukan. Dokter Hasto menegaskan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Papua Tengah perlu dilakukan. Di antaranya dengan menurunkan prevalensi stunting yang merupakan bagian dari kemiskinan ekstrem. “Supaya anak tidak stunting, selain anak-anak dipelihara sebaik-baiknya, diberikan juga ASI eksklusif selama enam bulan. ASI diberikan sesering mungkin kepada bayi yang baru lahir,” pesan dokter Hasto kepada para peserta Sosialisasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di wilayah khusus.Pj. Gubernur Papua Tengah, Inspektur Provinsi Papua Tengah, Samuel Rihi menyampaikan dalam pelaksanaan program pengendalian penduduk dan keluarga berencana, tantangan yang dihadapi wilayahnya adalah tingginya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi atau unmet need sebesar 48,8%. “Ini merupakan isu strategis yang perlu diperhatikan. Kondisi ini berkorelasi dengan tingginya angka kelahiran rata-rata oleh ibu-ibu di beberapa wilayah seperti Kabupaten Deiyai 3,34% dan Dogiyai 3,28%,” ujar Samuel Rihi.Samuel mengatakan berbagai upaya akan terus dilakukan merespon kondisi tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan akses layanan KB, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan tersebut. ”Upaya lain yang dilakukan adalah peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan yang berada di Papua Tengah, serta terus menggalakkan promosi kesehatan,” katanya.Sementara Wakil Bupati Nabire, Ismail Djamaluddin, mengungkapkan apresiasinya atas kunjungan dokter Hasto dan rombongan di Kabupaten Nabire. “Kehadiran bapak/ibu dan rombongan merupakan wujud nyata dan perhatian dari pemerintah pusat terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat kami. Terutama dalam menghadapi tantangan stunting yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua,” ujar Ismail Djamaluddin.Selain menghadiri kegiatan sosialisasi, dokter Hasto juga menghadiri kegiatan pemberian bantuan bagi 50 keluarga risiko stunting, dan pelayanan KB bagi 83 akseptor implan dan satu akseptor IUD.Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan deklarasi Kampung KB Wiraska, peresmian Satyagatra (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera) Wiraska, dan kunjungan ke pameran hasil usaha kelompok UPPKA. Kegiatan ini dihadiri Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah dan jajaran, Kepala OPD KB Kabupaten Nabire beserta jajaran, Kepala Kampung Wiraska beserta jajaran, dan aparat keamanan kampung.

Kepala BKKBN Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Nabire Papua Read More »

Dana Otsus Menjamin Kesehatan Masyarakat Papua

Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan mengalokasikan 50 persen dari dana Otonomi Khusus untuk layanan pendidikan dan kesehatan. Dengan begitu diharapkan bisa meningkatkan kualitas Indeks Pembangunan Manusia di provinsi tersebut. Hal ini dikatakan Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo di sela-sela Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2023 Provinsi Papua Pegunungan di Jayapura. Nikolaus menerangkan, Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan mengalokasikan anggaran otsus untuk pelayanan kesehatan minimal 20 persen dan pendidikan mencapai 30 persen dari dana Otsus sebesar Rp1,2 triliun. “Kebijakan ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2021 tentang Penerimaan, Pengelolaan, Pengawasan, dan Rencana Induk Percepatan Pembangunan dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Khusus,” jelasnya. Ia menambahkan, anggaran layanan pendidikan itu akan digunakan salah satunya untuk membiayai pendidikan tinggi bagi mahasiswa asli Papua Pegunungan. “Sementara untuk kesehatan difokuskan pada layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi warga setempat yang tak mampu membayar premi BPJS Kesehatan,” bebernya. Sementara itu, Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri, Agus Fatoni mengatakan, pihaknya akan bersinergi dengan Pemprov Papua Pegunungan dan BPKP untuk pengawasan alokasi anggaran di delapan kabupaten ini. “Pengawasan dilakukan tentu oleh Kemendagri dan kementerian lain dan BPKP, juga masyarakat dan lembaga lain bisa ikut mengawasi agar anggaran yang ada bisa teralokasi dengan tepat dan dilaksanakan dengan tepat,” tandasnya.

Dana Otsus Menjamin Kesehatan Masyarakat Papua Read More »

Kesehatan Masyarakat Papua Terjamin oleh Otsus Papua

Guna memberikan kemudahan bagi Orang Asli Papua (OAP) dalam mendapatkan pelayanan kesehatan maka DPRP meminta BPJS Kesehatan Wilayah Papua untuk membuat program BPJS Plus atau BPJS Otsus. Hal ini mengingat program Jaminan Kesehatan Papua (Jamkespa) atau Kartu Papua Sehat (KPS) harus berintegrasi ke BPJS Kesehatan. Sementara  dalam KPS terdapat 12 item atau komponen yang memberikan banyak kemudahan atau menanggung biaya ketika OAP dirujuk ke rumah sakit ketika sakit. Sedangkan, BPJS Kesehatan tidak memberikan jaminan seperti yang ada dalam KPS. “Makanya kita tawarkan, BPJS bikin saja misalnya BPJS plus atau BPJS Otsus. Kami back up itu, uangnya kita kasih. Mekanismenya dibuat lebih ringan,” Tegas Ketua DPRP Jhonny Banua Rouw,SE kepada Humas DPRP usai memimpin Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR Papua bersama Dinas Kesehatan Papua dan BPJS di Hotel Horison Kotaraja, Dikatakan Banua Rouw, dengan adanya BPJS Plus atau BPJS Otsus diharapkan OAP akan semakin mudah mendapatkan akses pelayanan kesehatan secara prima, “Orang Papua datang berobat, tidak usah lagi ditanya mana e-KTP. Sebab, mayoritas orang Papua jalan tidak bawa e-KTP terutama di pedalaman di Papua. Rakyat kami di kampung, tidak pegang e-KTP. Itu sebabnya dengan BPJS Otsus, setiap OAP yang datang berobat, cukup sebut nama dan marga saja, langsung dilayani, tidak perlu e-KTP karena dari ciri – ciri fisik saja sudah diketahui  itu OAP,” Ujar Banua didampingi Ketua Komisi V DPR Papua, Timiles Jikwa bersama Anggota Komisi V DPR Papua. Lebih jauh dikatakan JBR sapaan akrab Jhonny Banua Rouw ini bahwa dalam rangka mendorong BPJS Otsus pihaknya meminta digelar Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR Papua bersama Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan BPJS Kesehatan terkait integrasi Kartu Papua Sehat (KPS) ke BPJS Kesehatan. Dengan adanya BPJS, maka semua terintegrasi ke sana. Namun, diketahui bahwa jika integrasi KPS ke BPJS itu berjalan, maka ada 12 komponen KPS yang akan menjadi masalah,” Sebagai contoh dalam BPJS, orang sakit datang ke rumah sakit harus mempunyai kartu BPJS dan memiliki e-KTP atau KTP Nasional sebagai salah satu syarat, sementara kenyataan dilapangan hari ini kita di Papua rasanya e-KTP masih sangat terbatas ini dibuktikan dengan, hari ini saja  di Jayawijaya tidak ada banyak masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan  lantaran tidak mempunyai e-KTP,”Jelasnya. Hal ini tentu berbeda dengan program KPS yang selama ini telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Papua, dimana jika orang Papua sakit, cukup dengan menggunakan KPS, maka semua baiaya akan ditanggung, apakah itu biaya transportasi pesawat bagi pasien rujukan, biaya untuk pengantar atau pengikut dan jika orang Papua meninggal, maka ditanggung peti matinya. Namun, dalam pelayanan kesehatan pada BPJS, ke 12 komponen dalam KPS itu tidak ada, “Ada kelemahan 12 item dalam layanan KPS yang tidak dibackup oleh BPJS, yang selama ini sudah dilakukan oleh Jamkespa atau KPS. Nah, inilah kita ingin kita selesaikan masalah ini. Apalagi, mulai tahun 2021 ini, di APBD Provinsi Papua tidak ada lagi Jamkespa atau Kartu Papua Sehat, sehingga harus diantisipasi,”Bebernya Diakui Banua,bahwa semangat pusat menyamakan semua dalam layanan BPJS Kesehatan, namun hal ini perlu menjadi perhatian bahwa tidak boleh menyamakan pelayanan jaminan kesehatan di Papua dengan daerah lain di Indonesia, misalnya di Jawa dan Sumatera. Sebab, di Papua dengan tingkat kesulitan tinggi dan budaya serta pola hidup yang berbeda. Untuk itu, dirinya minta untuk BPJS Kesehatan harus ada ruang di sini. “Apakah namanya BPJS Otsus Papua, dengan jaminan-jaminan yang sebelumnya dicover KPS masuk dijaminkan dalam BPJS Kesehatan,” tandasnya. Dicontohkan Banua, bahwa tidak mungkin minta orang yang sakit, harus ke puskesmas untuk rujukan, sedangkan orang yang sakit itu lebih jauh dari puskesmas, justru lebih dekat ke rumah sakit karena aksesnya tidak ada ke puskesmas, “Sudahlah, orang Papua yang sakit datang harus dijamin pelayanan kesehatannya. Nah, ini sebenarnya paling gampang, jelas dan bisa dibedakan. Jadi, kita pakai itu saja,”Ucapnya Apalagi, lanjut Banua, di dalam UU Otsus, Pembangunan Bidanv kesehatan menjadi prioritas bagi Provinsi Papua, karena ada perlindungan sehingga harus dilakukan perlindungan terhadap OAP dalam pelayanan kesehatan yang baik. Ia menilai jika dalam pelayanan kesehatan di Papua ini, UU Otsus dianggap tidak punya lex spealis. Sebab, UU Otsus selalu dikalahkan dengan UU sektoral, “Ini yang tidak boleh. Harusnya soal pelayanan kesehatan, bisa merujuk UU Otsus karena wajib orang Papua mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan kita berikan jaminan kesehatannya, berobat khusus dengan rujukan UU Otsus. Tidak boleh ada UU lagi atau peraturan menteri yang mengalahkan UU Otsus. Inilah yang menjadi masalah dan selalu kami yang ada di Papua, baik pejabat maupun rakyat, kita menganggap bahwa kewenangan yang diberikan dalam UU Otsus itu, tidak ada. Jadi, tidak salah orang bilang Otsus gagal, tidak punya kewenangan,”Bebernya Ditambahkan Banua Rouw, DPR Papua saat ini sedang mencari solusi untuk bagaimana supaya pemerintah daerah harus menjamin setiap orang Papua dijamin mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dengan dibiayai oleh pemerintah dengan menggunakan dana Otsus;“Itu yang paling penting. Kita lihat dana Otsus kita di APBD, kita belum mencapai yang diamanatkan dalam UU Otsus. Masih ada uang yang bisa membiayai semua rakyat Papua, tapi kita tidak bisa lakukan itu, karena ada regulasi lain yang kalahkan kita.uang ada karena uang Otsus, tapi tidak bisa membiayai kesehatan orang Papua secara maksimal karena wajib berintegrasi ke BPJS Kesehatan yang ada batasan-batasan” Pungkasnya (AW/Tim Humas DPRP)

Kesehatan Masyarakat Papua Terjamin oleh Otsus Papua Read More »

Otsus Papua Berikan Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Papua

Pemprov Papua Pegunungan mengalokasikan 50 persen anggaran otonomi khusus untuk pelayanan di sektor pendidikan dan kesehatan pada 2023. Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan mendapatkan alokasi anggaran belanja daerah dan otonomi khusus atau otsus sebesar Rp 1,8 triliun pada 2023. Sebanyak 50 persen dari dana otsus akan difokuskan untuk layanan pendidikan dan kesehatan sehingga meningkatkan kualitas Indeks Pembangunan Manusia di provinsi tersebut. Hal ini disampaikan Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo di sela Rapat Koordinasi (Rakor) Sosialisasi Pengelolaan Keuangan Daerah untuk Papua Pegunungan, di Jayapura, Papua, Jumat (24/3/2023). Rakor itu diselenggarakan oleh Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Pemprov Papua Pegunungan. Kegiatan ini tidak hanya ditujukan bagi Pemprov Papua Pegunungan, tetapi juga pemda delapan kabupaten di provinsi yang baru dimekarkan dari Papua tersebut. Kegiatan dalam bentuk diskusi panel ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Dalam Negeri, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Papua, serta Bank Papua. Dua narasumber dari Kementerian Dalam Negeri adalah Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo dan Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri Agus Fatoni. Nikolaus mengatakan, alokasi anggaran otsus untuk pelayanan kesehatan minimal 20 persen dan pendidikan mencapai 30 persen demi meningkatkan kualitas pembangunan manusia di Papua Pegunungan yang belum optimal. Kebijakan ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2021 tentang Penerimaan, Pengelolaan, Pengawasan, dan Rencana Induk Percepatan Pembangunan dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Khusus. Alokasi anggaran otsus difokuskan pada pelayanan pendidikan gratis dari pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi, khususnya bagi anak asli Papua. Sementara untuk kesehatan difokuskan pada layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi warga setempat yang tak mampu membayar premi BPJS Kesehatan. Dari data pengamat pendidikan dari Universitas Papua, Agus Sumule, dan Badan Pusat Statistik, rata-rata angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) delapan kabupaten di Papua Pegunungan masih di bawah angka kategori IPM sedang, yakni 60. Kabupaten Nduga menjadi daerah dengan IPM terendah, yakni 31,55. Papua Pegunungan termasuk tiga provinsi baru yang dimekarkan dari Papua pada November 2022. Adapun dua provinsi lain adalah Papua Selatan dan Papua Tengah. ”Kami berharap dengan pelaksanaan rakor ini memberikan pengetahuan bagi pemda di delapan kabupaten dalam pengelolaan keuangan daerah yang tepat sasaran. Tujuannya agar pelayanan publik di bidang kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat Papua Pegunungan berjalan optimal,” kata Nikolaus. Sementara itu, Agus Fatoni mengatakan, pihaknya mengapresiasi pelaksanaan rakor ini karena menyosialisasikan pengelolaan keuangan daerah hingga penyusunan APBD sesuai regulasi. Tujuannya agar pemda memahami belanja daerah dan menggenjot pendapatan asli daerah. Kami telah mengalokasikan biaya pendidikan dalam anggaran otsus. ”Kementerian Dalam Negeri akan bersinergi dengan Pemprov Papua Pegunungan dan BPKP untuk pengawasan alokasi anggaran di delapan kabupaten ini. Tujuannya agar alokasi anggaran tepat sasaran,” ucap Agus. Bupati Yalimo Nahor Nekwek, yang juga perwakilan Asosiasi Bupati Papua Pegunungan, menyatakan materi yang disampaikan para narasumber sangat bermanfaat baginya dan jajaran Pemkab Yalimo. Nahor menyatakan, alokasi anggaran otsus di Yalimo untuk sektor pendidikan dan kesehatan telah dicanangkan sejak tahun lalu. ”Selama masa kepemimpinan saya, para pelajar di Yalimo mengikuti kegiatan belajar di setiap jenjang pendidikan secara gratis. Sebab, kami telah mengalokasikan biaya pendidikan dalam anggaran otsus,” kata Nahor. Pengamat pendidikan dari Universitas Papua, Agus Sumule, berharap pemda kabupaten dan kota di enam provinsi di Papua benar-benar berkomitmen mengalokasikan anggaran untuk mengatasi masalah pendidikan yang selama ini dialami masyarakat. Hal ini, misalnya, terkait tingginya angka warga yang tidak bersekolah dan rendahnya rata-rata lama sekolah. ”Dari hasil penelitian saya, khususnya di Papua Pegunungan, rata-rata lama sekolah hanya tiga tahun. Angka ini berarti rata-rata masyarakat asli di provinsi tersebut jenjang pendidikannya hanya sampai kelas 3 sekolah dasar,” kata Agus.

Otsus Papua Berikan Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Papua Read More »

Demi Perluas Cakupan Vaksinasi Rabies, Dinas Pertanian Denpasar Kembali Gelar Layanan Vaksinasi Gratis

Kegiatan vaksinasi rabies di Taman Lumintang oleh Dinas Pertanian Kota Denpasar DENPASAR – Sebagai upaya antisipasi meluasnya kasus rabies, khususnya Kota Denpasar, Dinas Pertanian Denpasar kembali menggelar layanan vaksinasi di Taman Lumintang selama dua hari, yakni pada 20 – 21 Februari 2024. Bekerja sama dengan Bali Animal Welfare Association dan Seva Buana, dalam kegiatan tersebut juga menyediakan sterilisasi dan layanan kesehatan secara gratis. Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, AA Gede Bayu Brahmasta, saat diwawancarai di acara tersebut mengatakan kegiatan vaksinasi rabies ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penularan virus rabies yang umumnya menyerang anjing, kucing, dan kera. Hewan-hewan tersebut merupakan Hewan Penular Rabies atau disebut HPR. “Harapan masyarakat bisa membawa hewan peliharaannya ke lokasi sehingga target kita dalam pengendalian rabies dapat cepat kita laksanakan,” ungkapnya. Lebih lanjut Bayu mengatakan, pihaknya menargetkan capaian vaksinasi di Kota Denpasar tahun 2024 mencapai 90 persen. “Kalau estimasinya kita vaksinasinya sekitar delapan puluh ribuan, sekitar 70 persennya liar atau diliarkan,” imbuh Bayu. Saat ditanya mengenai kasus rabies di Kota Denpasar saat ini, Bayu mengaku terdapat 2 anjing positif rabies. Namun, hewan tersebut berasal dari luar Denpasar. Maka dari itu, pihaknya berharap apabila masyarakat membawa hewan dari luar, agar segera melaporkan ke Dinas Pertanian Kota Denpasar untuk dilakukan vaksinasi secepatnya dan tidak melepasliarkan hewan peliharaannya. Selain untuk mendukung terciptanya kesehatan hewan yang berkelanjutan dan memperluas cakupan vaksinasi di Kota Denpasar, pihaknya juga menggelar acara ini untuk menyambut peringatan HUT ke-236 Kota Denpasar. Didampingi Kabid Peternakan dan Kesehatan Dinas Pertanian, Ni Made Suparmi mengatakan pihaknya menyediakan 500 vaksin di acara tersebut. “Vaksinasi rabies ini dilaksanakan untuk memastikan kesehatan HPR dan bebas rabies di Kota Denpasar,” ujarnya. Adapun hasil kegiatan selama dua hari tersebut, terdapat 175 anjing dan 28 ekor kucing yang memperoleh vaksin. Sterilisasi anjing sebanyak 44 ekor, dan sterilisasi kucing sebanyak 44 ekor. Dalam 175 anjing yang dilakukan vaksinasi itu, 7 diantaranya merupakan anjing liar yang diperoleh dari hasil tangkapan di sekitaran Lumintang. (dyra)

Demi Perluas Cakupan Vaksinasi Rabies, Dinas Pertanian Denpasar Kembali Gelar Layanan Vaksinasi Gratis Read More »

Polda Papua Beri Pemulihan Trauma Kepada Pengungsi Konflik di Namblong

Kepolisian Daerah (Polda) Papua memberikan pemulihan trauma kepada ratusan pengungsi pasca konflik sosial di Kampung Karya Bumi Besum, Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura, Papua. Pejabat Sementara Kabag Psikologi Biro SDM Polda Papua Kompol Dorthea Ansanay menyampaikan trauma healing diberikan dengan metode bermain, bernyanyi dan menyediakan makanan ringan untuk anak-anak. Para personel kepolisian dari Polda Papua juga menyediakan fasilitas relaksasi, konseling individu dan konseling kelompok kepada ibu-ibu untuk mengatasi ganggung psikologis seperti kecemasan dan panik.

Polda Papua Beri Pemulihan Trauma Kepada Pengungsi Konflik di Namblong Read More »