Pemprov Papua Selatan: Kehadiran Transmigrasi Berikan Konstribusi Nyata bagi Pembangunan Daerah
Hari Bakti Transmigrasi ke-74 dilaksanakan di Kampung Yasa Mulya, SP 2 Distrik Tanah Miring, Merauke, Papua Selatan, Kamis (12/12). Peringatan Hari Bakti Transmigrasi ini dilakukan secara sederhana dengan apel dipimpin Asisten II Setda Provinsi Papua Selatan Sunarjo, mewakili Pj Gubernur Papua serta dialog dengan warga dari lokasi eks transmigrasi itu. Sunarjo yang juga mantan wakil bupati Merauke periode 2011-2016 itu mengungkapkan, kehadiran transmigrasi di Papua khususnya di Kabupaten Merauke telah memberikan konstribusi nyata bagi pembangunan Kabupaten Merauke terutama terkait dengan ketahanan pangan. ‘’Tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran transmigrasi di wilayah ini telah memberikan konstribusi nyata bagi pembangunan di Papua Selatan khususnya Kabupaten Merauke,’’ katanya. Sunarjo yang merupakan produk dari transmigrasi ini menjelaskan bahwa di Kabupaten Merauke terdapat 66 satuan pemukiman transmigrasi (SPT) yang meliputi Distrik Semangga, Tanah Miring, Kurik, Malind, Jagebob, Muting, Elikobel dan Ulilin. Jika rata-rata setiap kepala keluarga tersebut dihuni sekitar 500 jiwa, maka sedikitnya ada sekitar 33.000 jiwa penduduk. Sunarjo juga mengungkapkan bahwa ada upaya untuk melakukan transmigrasi lagi ke Papua dan upaya tersebut ada sebagian besar penolakan dan ada sebagian kecil yang memberikan ruang. ‘’Bagaimana di Merauke, nanti kepala dinas yang koordinasi. Karena ada program inovasi. Ada program transmigrasi yang dilakukan jaman orde lama di jaman bapak saya, kemudian ada jaman orde baru untuk 66 SPT dan ada orde inovasi Pak Presiden Prabowo dibawa Menteri Transmigrasi Republik Indonesia,’’ katanya. Dikatakan, transmigrasi Orde Inovasi ala Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman adalah transmgrasi yang siap pakai, siap kerja dan bisa berdaya saing karena IT sudah dilengkapi, sudah didiklat latihan dasar meliter. ‘’Yang ditempatkan itu bukan transmigrasi pegang pacul semata-mata tapi transmigrasi yang punya inovasi tehnologi. Bahkan beliau-beliau yang akan ditempatkan statusnya adalah perwira cadangan dan ketika negara butuh maka dia akan dipersenjatai. Itu konsep transmigrasi era bapak Menteri Iftitah Sulaiman,’’ jelas Sunarjo. Terhadap implikasi atas transmigrasi orde inovasi ala Menteri Iftitah Sulaiman tersebut, Sunarjo mengaku tidak tahu seperti apa nantinya. Namun begitu, sebagai anak transmigrasi, Sunarjo mengajak agar kehadiran warga Transmigrasi di Papua khususnya Merauke untuk tidak hanya memberikan kontribusi untuk pembangunan daerah tapi yang lebih utama lagi adalah dapat memberikan konstribusi bagi kampung-kampung lokal terutama pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia anak-anak asli Papua yang ada di sekitar eks SPT tersebut.